tag:blogger.com,1999:blog-21685135271551509562024-03-13T08:37:17.150+07:00AL HIDAYAHAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-66672602895489924522012-09-20T11:38:00.000+07:002012-09-20T11:38:27.570+07:00Meneguhkan Peran LP Ma'arif NU dalam Dunia Pendidikan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL8bvykHkwDMZOHM8HSqmeNWjsEbFyCuetXLBnBvVdD9H1-am3TP-yosJHfLc0ZeS8kYJUlVznR7FhFx0WqjYFh0K30EJ51LrWLI978hEu8uxmlwF53v6d0L4_bbe_IT0Dn6OC4du-t-YU/s1600/maarif_nu_rapat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL8bvykHkwDMZOHM8HSqmeNWjsEbFyCuetXLBnBvVdD9H1-am3TP-yosJHfLc0ZeS8kYJUlVznR7FhFx0WqjYFh0K30EJ51LrWLI978hEu8uxmlwF53v6d0L4_bbe_IT0Dn6OC4du-t-YU/s400/maarif_nu_rapat.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
maarif-nu.or.id - Sebagai organisasi yang menangui kurang lebih 12
ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia, Pengurus Pusat Lembaga
Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) senantiasa merasa
perlu untuk berperan aktif dalam menjaga kinerja elemen organisasi di
berbagai tingkatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Upaya ini dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi yang dilakukan
secara berkala dengan Pengururus Wilayah dan Cabang di seluruh
Indonesia. Sebagaimana rapat koordinasi dengan Pengurus Wilayah LP
Ma'arif NU Jawa Tengah pada tanggal Kamis, 06 September 2012 di Kantor
PP LP Ma'arif NU, Jl. Amir Hamzah No. 05, Pegangsaan, Jakarta Pusat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Rapat tersebut membahas isu yang berkembang dan langkah-langkah
strategis untuk menguatkan peran pengabdian LP Ma'arif NU Jawa Tengah
dalam dunia pendidikan. Hadir dalam rapat tersebut PP LP Ma'arif NU
diwakili oleh Drs. H. Muhsin Ibnu Djuhan, MA selaku wakil ketua, Dr.
Mamat S. Burhanuddin sebagai sekretaris, dan didampingi oleh Soleh Abwa,
MA selaku pengurus, dan Drs. H. Mulyani M. Noor, M.Pd. selaku Ketua PW
LP Ma'arif NU.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-87041301127521521752012-09-20T11:28:00.001+07:002012-09-20T11:28:41.138+07:00Panja Madrasah Komsisi VIII DPR RI Mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan PP LP Ma'arif NU<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNnZZb7CoK0qBXpM4FsNuR207izTSBRiRC0ZazlRla4AFY9OvVVrvUYPAeGWATLUULq9tU_K8Kcczvl5a2kaWHG1wJwSZoWH4bGFOYjA3ybOkD4BkGzX2EwQPX8HkTqAOBxaxfH3O-QZMJ/s1600/maarif+001.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNnZZb7CoK0qBXpM4FsNuR207izTSBRiRC0ZazlRla4AFY9OvVVrvUYPAeGWATLUULq9tU_K8Kcczvl5a2kaWHG1wJwSZoWH4bGFOYjA3ybOkD4BkGzX2EwQPX8HkTqAOBxaxfH3O-QZMJ/s320/maarif+001.jpg" width="320" /></a></div>
Ma'arif Online - Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) mengundang Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Ma'arif
Nahdlatul Ulama (PP LP Ma'arif NU) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)
Panja Madrasah dengan tema "Pemetaan Permasalahan dalam Penyelenggaraan
Madrasah dan Masukan Terkait dengan Peningkatan Mutu Serta Daya Saing
Madrasah", pada hari Selasa (19/9).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kesempatan ini PP LP Ma'arif NU diwakili oleh Dr. Masduki
Baidlawai, KH. Choiron Syakur, Dr. H. Mamat S. Burhanuddin, dan Dr.
Fathoni Rodli.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
PP LP Ma'arif NU dalam RDP tersebut mengemukakan berbagai persoalan
terkait diskriminasi sistem pendidikan nasional. "Persoalan diskriminasi
ini berdampak pada mutu madrasah, khsususnya madrasah swasta yang
jumlahnya 80% dari jumlah keseluruhan madrasah di Indonesia. Perhatian
pemerintah sangat kurang terhadap madrasah swasta, terutama dalam hal
alokasi anggaran negara," kata Masduki.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Masduki menambahkan, bahwa realita banyaknya jumlah madrasah swasta
itu harusnya menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menentukan
alokasi anggaran pendidikan. Seperti yang sudah diketahui, bahwa
seluruh jumlah madrsah terdiri dari 80% madrasah swasta, dan sisanya 20%
madrasah negeri. "Jika pemerintah ingin memperbaiki mutu pendidikan
madrasah, maka seharusnya 80% alokasi anggaran bantuan yang ada
digelontorkan ke madrasah swasta," tekannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
KH. M. Choiron Syakur menambahkan, kondisi rendahnya mutu sebagian
besar madrasah swasta saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran
pemerintah yang selama ini tidak peduli dengan pendidikan madrasah,
khususnya swasta. "Bahkan pemerintah saat ini malah mengeluarkan SKB 5
Menteri yang akan berdampak pada berkurangnya ketersediaan guru di
madrasah swasta, karena pemerintah melalui SKB tersebut menarik semua
guru PNS di madrasah swasta untuk kembali mengajar di madrasah negeri,"
tandasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa persoalan SKB 5 Menteri ini
dianggap sebagai bukti kalau pemerintah tidak peduli pada
keberlangsungan mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
(swasta).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
KH. Choiron Syakur juga menuturkan, bahwa sejatinya guru-guru PNS
tersebut asal mulanya adalah guru-guru terbaik yang dimiliki madrasah
swasta, kemudian tidak diperbolehkan mengajar di madrasah swasta asalnya
setelah menjadi PNS. "Saya yakin, jika SKB 5 Menteri ini tidak dicabut,
maka akan terjadi penumpukan guru PNS di madrasah negeri, yang
berakibat pada munculnya konflik antar guru tersebut untuk memperebutkan
jam mengajar. Padahal, di sisi lain madrasah swasta terancam proses
pendidikannya akan terhenti karena kekurangan guru yang dibutuhkan,"
tegas Choiron.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu, Mamat S. Burhanuddin menyampaikan kepada Pimpinan
Panja Madrasah agar mendorong pemerintah untuk merealisasikan putusan
Mahkamah Konstitusi tentang judicial review perubahan Pasal 55 ayat (4)
UU Sisdiknas No. 20/2003. "Sampai saat ini, judicial review pasal
tersebut yang kita menangkan belum direalisasikan oleh pemerintah. Kami
berharap Panja Madrasah ini bisa memberikan inspirasi kepada pemerintah
untuk segera membuat peraturan yang mampu mendorong terimplementasinya
putusan MK tersebut," kata Mamat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, bahwa LP Ma'arif NU bersama
Lembaga Pendidikan Santa Maria Pekalongan mengajukan judicial review
terhadap pasal 55 ayat (4) UU Sisdiknas. Melalui putusannya MK
menyatakan kata "dapat" dalam Pasal 55 Ayat 4 UU No 20/2003 bertentangan
dengan UUD 1945 jika dimaknai berlaku bagi jenjang pendidikan dasar
yang berbasis masyarakat. Dengan begitu maka pemerintah dan pemerintah
daerah wajib memberikan perlakuan yang sama terhadap lembaga pendidikan
swasta seperti halnya kepada lembaga pendidikan negeri. Sampai sejauh
ini, hal ini belum terealisasikan.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-65134948109056237492012-09-20T10:50:00.000+07:002012-09-20T10:50:02.422+07:00Munas NU: Haram Pilih Pemimpin yang Gagal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG9y5O-UN9Buk53FN8v_CsApX1R-oGbtFM9bd137c9ofKTyn6MGZrCyN10WKjadVn0h_ZPwF4nwCDsB0GrDLZFc7BXOJYd-5PRaFZrXOdpyoCoAEfoHc3g1EizsqFwHsQOHKLBBpeyBkLI/s1600/munas+nu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG9y5O-UN9Buk53FN8v_CsApX1R-oGbtFM9bd137c9ofKTyn6MGZrCyN10WKjadVn0h_ZPwF4nwCDsB0GrDLZFc7BXOJYd-5PRaFZrXOdpyoCoAEfoHc3g1EizsqFwHsQOHKLBBpeyBkLI/s1600/munas+nu.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Cirebon, <b><i>NU Online</i></b><br />
Musyawarah Nasional
(Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2012 menegaskan
hukum haram untuk pemilihan calon pemimpin yang mengabaikan kepentingan
rakyat secara umum, cenderung memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan
pribadi, dan gagal dalam melaksanakan tugas sebelumnya.<br />
<br />
Keputusan
tersebut dibacakan Sekretaris Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah
al-Waqi’iyah KH Arwani Faishal dalam sidang pleno terakhir Munas dan
Konbes NU 2012 di Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Senin (17/9). Sidang
dikuti sedikitnya 600 peserta dari unsur pengurus NU dan ulama-ulama
nonstruktural.</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
Kepada forum, Arwani menyampaikan, tidak boleh
mencalonkan diri, dicalonkan, dan dipilih untuk menduduki jabatan publik
atau urusan rakyat/umat orang yang mengidap sifat-sifat seperti itu.<br />
<br />
“Larangan
tersebut karena beberapa hal di atas membuktikan bahwa ia adalah calon
yang tidak jujur, tidak terpercaya, suka berkhianat dan tidak memiliki
keahlian,” sambungnya.<br />
<br />
Sumber keputusan didasarkan pada dalil
al-Qur’an dan Sunnah, dilengkapi dengan pendapat ulama (aqwal ulama),
seperti termaktub dalam kitab Raudlatut Thalibin, Is’adur Rafiq,
sejumlah kitab lainnya.<br />
<br />
Selain tentang memilih calon pemimpin,
peserta Munas juga memutusan berbagai persoalan aktual (masail
waqi’iyah) lain. Di antaranya, risywah atau suap politik yang berkedok
zakat atau sedekah, hukuman mati bagi koruptor, syariat Islam mengenai
kekayaan negara, pemenuhan kesejahteraan rakyat oeleh pemerintah,
pematokan harga beras, dana talangan haji, dan ihwal pembunuhan
karakter. Proses bahsul masail yang diikuti para kiai ini sudah dimulai
sejak Ahad pagi.<br />
<br />
<br />
<b>Redaktur : A. Khoirul Anam</b><br />
<b>Penulis : Mahbib Khoiron</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,39870-lang,id-c,nasional-t,Munas+NU++Haram+Pilih+Pemimpin+yang+Gagal-.phpx" target="_blank">sumber</a> </b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-9641507050929485622012-09-20T10:44:00.000+07:002012-09-20T10:44:28.416+07:00LPTNU dan Modernisasi Perguruan Tinggi NU<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqwZ3tE-P4p-sZZzHptifQ4mOATF2CcGtGB-7IfSS2P7wCqEM7gRXuCeoWsGpvaPteTgMuKWV0sQmTVAoNz44oG1s3tNJOu_DZb5aTqLVsBkYFMNo99350GFRjWh1I_d0prMRhnycuGw2J/s1600/nur+ahmad.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqwZ3tE-P4p-sZZzHptifQ4mOATF2CcGtGB-7IfSS2P7wCqEM7gRXuCeoWsGpvaPteTgMuKWV0sQmTVAoNz44oG1s3tNJOu_DZb5aTqLVsBkYFMNo99350GFRjWh1I_d0prMRhnycuGw2J/s400/nur+ahmad.jpg" width="340" /></a></div>
<i><span id="goog_527418438"></span><span id="goog_527418439"></span>Selain memiliki ribuan pesantren, NU memiliki jaringan perguruan
tinggi yang sangat banyak. Tercatat 215 Perguruan Tinggi menjadi anggota
dari Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU). <br />
<br />
Bagaimana konsep pengembangan Perguruan Tinggi yang saat ini sebagian
besar masih berkonsentrasi pada bidang agama, dan bagaimana menghadapi
persoalan liberaalisasi pendidikan dan persoalan lainnya, berikut
wawancara NU Online dengan Ketua LPTNU Dr H. Nur Ahmad di gedung PBNU,
Selasa (26/10).</i><br />
<i><b><br />
Bagaimana upaya pengembangan perguruan tinggi NU?</b></i></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
Kita ada tiga konsep besar, pertama dalam bentuk <i>franchise</i>,
percontohan yang sudah bagus, kemudian kita sebarkan ke seluruh
perguruan tinggi NU yang sekarang jumlahnya sudah lebih dari 200
sehingga nanti ada standarisasi kurikulum, dosen, manajemen, penataan
atau penggunaan lahan, dan sebagainya. Standarisasi ini terus kita
tingkatkan dari waktu ke waktu sampai pada mencapai kualitas
internasional.<br />
<br />
<i>Kedua,</i> pengembangan perguruan tinggi yang sudah ada dengan
melihat kebutuhan pasar. Perlu evaluasi program yang sudah ada untuk
melihat kebutuhan pasar, kalau perlu membuka yang baru.<br />
<i><br />
Ketiga,</i> membuat perguruan tinggi baru. Ini target kepengurusan NU
yang sekarang. Kita harapkan bisa membikin lima universitas baru, satu
di Jakarta, dua di Sumatra dan dua di Kalimantan. Di Jakarta ini kita
harapkan menjadi universitas baru yang besar. <i>Insyaallah</i>
tanahnya sudah ada sehingga memudahkan kami. Kebetulan sekarang ini kami
sedang menyusun kepanitiaan, tim dan proposal dan draft akademik untuk
perguruan tinggi ini.<br />
<br />
Arahnya, perguruan tinggi NU ke depan, akan menjadi perguruan tinggi
modern, yang bisa menguasai minimal bahasa, Arab, Inggris dan Indonesia
dengan program studi sesuai kebutuhan di ASEAN. <br />
<br />
Kita harapkan ini akan menjadi perguruan tinggi internasional dan nasional, dalam konteks <i>networking, </i>pengembangan pasar dan sekaligus program studi dan kurikulumnya. Nasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. <br />
<br />
Kita memiliki banyak sumberdaya alam, tetapi belum dikelola dengan baik.
Indonesia Timur merupakan daerah yang kaya, tetapi masyarakat yang
terlibat didalamnya masih kecil. Freeport masih dikuasai asing, hutan
dikuasai asing, masih ada pencurian di laut sehingga ikan dikuasai orang
asing. Pertambangan di bawah laut juga belum bisa dilakukan orang
Indonesia sendiri. Ini problem dan kita harapkan bisa mengarah ke sana,
termasuk bagaimana menyelesaikan persoalan Indonesia di bagian barat. <br />
<br />
Untuk Jawa, lebih baik dikonsenterasikan untuk industri modern, tetapi
mencakup keseluruhan sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia, jadi
pembangunan industri di Jawa harus kuat, tetapi di Indonesia bagian
tengah, yang masih banyak lahan, masih perlu dikembangkan untuk
perkebunan atau pertambangan dan lainnya. <br />
<br />
Intinya, kita akan mendiskusikan terlebih dahulu apa kebutuhan Indonesia
ke depan, dengan demikian, manusia Indonesia yang kita harapkan untuk
dididik di NU seperti apa, lalu dididik dimana, sehingga kita tidak
eforia membuat program studi yang sudah banyak di buka orang lain
sehingga terjadi penumpukan sarjana sementara disisi lain banyak bidang
yang tidak ada sarjananya. Kami menganggap bahwa pengembangan pendidikan
di Indonesia belum memiliki <i>grand design</i> yang bagus.<br />
<br />
Mudah-mudahan kita memiliki percontohan sehingga manusia Indonesia ke
depan bisa diarahkan melalui pendidikan untuk menentukan nasib bangsa.
Ini yang saya kira di dunia pendidikan masih selalu gagal. Ini harapan
kami, namun demikian kita akan mendiskusikan lebih dahulu. Tim ini kita
kumpulkan, termasuk mengumpulkan tokoh NU di semua lini. Kita memiliki
ahli di banyak bidang, mereka bagus-bagus, cuma belum kita manfaatkan. <br />
<b><i><br />
Konsentrasinya masih di perguruan tinggi Islam, strategi masuk ke bidang umum bagaimana?</i></b><br />
<br />
Dari pengalaman, kita agak sedikit terperangah ketika membuat program
studi baru, nanti dosennya siapa. ya kita cari terus, kalau perlu kita
pinjam, nanti lama-lama kita akan memiliki dari kader sendiri. Kita
harus dimulai, ke depan kita tidak bisa mengandalkan jurusan agama,
kalau ini, saya kira cukup di pesantren. Pesantren lebih hebat daripada
yang dididik di perguruan tinggi, tetapi perguruan tinggi tetap harus
dididik ajaran aswaja. <br />
<br />
Pemerintah tak rugi jika mengembangkan perguruan tinggi NU karena pasti
menjadi nasonalis yang baik, karakter yang dipengaruhi pesantren
sehingga karakter aswaja benar-benar berpengaruh dalam kehidupan bangsa.
<br />
<br />
Orang-orang aswaja itu dinamis, tapi tak meninggalkan yang lama, tak ada
kekangan, dia lepas, tetapi tetap menggunakan prinsip lama yang baik. <i>al-muhafadhatu alal qadimish Shalih wal akhdzu bil jadidil aslah</i> selalu di pegang.<br />
<i><b><br />
Persoalan kualitas bagaimana peningkatannya?</b></i><br />
<br />
Betul, karena itu semacam <i>franchise </i>untuk meningkatkan
standarisasi kurikulum, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana,
ini minimal. Kita tak bisa meninggalkan mereka yang sudah berkomitmen
berjuang di NU. Kita juga tak bisa membiarkan mereka begitu-begitu saja.<br />
<i><b><br />
Sudah ada bayangan yang menjadi contoh?</b></i><br />
<br />
Sekarang ini ada universitas yang mulai besar, ini bisa di contoh, dari
situ, nanti akan mulai kelihatan bagaimana cara menangani universitas
yang baik. Saya tak perlu menyebutkan, tetapi teman-teman di perguruan
tingig NU sudah tahu.<br />
<br />
<b><i>NU basis dasarnya kan pesantren, lalu bagaimana nanti menghubungkannya?<br />
</i></b><br />
Harapan saya, di setiap perguruan tinggi, ada pesantrennya, atau di
setiap perguruan tinggi itu diajarkan ajaran-ajaran kepesantrenan, yang
disitu memang kalau jurusan umum, minimal di situ ditampilkan landasan
keilmuan yang berdasarkan agama, tetapi perlakuan terhadap ilmu,
bagaimana mengaplikasikan dengan landasan kepesantrenan, ketawadhuan
dengan orang tua atau dengan siapa saja sangat menghormati, terutama
dengan kiai, tetapi tidak kemudian tak bisa berkembang karena
penghormatan semacam ini.<br />
<br />
Ini sesuatu yang mencair, santri ngak samikna waathokna secara buta.
Dalam batas tertentu ya harus berkembang, disitu ia berkembang. Santri
model seperti ini banyak, karena itu perlu ditampung, perlu ruangan
untuk mengembangkan. <br />
<b><i><br />
Nanti yang membedakan lulusan perguruan tinggi NU dengan lainnya ciri khasnya apa?</i></b><br />
<br />
Ya mungkin merupakan semacam platform, kemudian semacam postulasi figur
sarjana NU akan sepergi apa, lulusan perguruan tinggi akan kelihatan
dengan sendirinya. Ini sudah saya coba di Universitas Wahid Hasyim,
sudah mulai kelihatan. Dalam diskusi selalu menampilkan tingkat keilmuan
sesuai dengan bidangnya,tapi tak lupa menyisipkan ayat-ayatnya, dan
juga dalam hal penguasaan terhadap forum, itu akan sangat kelihatan
sekali model penguasaan NU dan orang lain. Ada ciri khas sendiri
bagaimana orang NU menguasai forum.<br />
<i><b><br />
Untuk universitas NU Jakarta, kapan targetnya?</b></i><br />
<br />
26 Januari yang akan datang diharapkan sudah soft launching. Jadi nanti
awal Januari kita memantapkan lagi perguruan tinggi NU yang ada. Kita
akan mengumpulkan perguruan tinggi yang ada. Sekarang sudah sekitar 215.
yang penting sudah ada ini jangan kita abaikan, kita betulkan.<br />
<i><b><br />
Pasar bebas, PTN membuka jurusan baru sehingga banyak PTS yang kolaps?</b></i><br />
<br />
Kita perlu punya ciri khas, kalau segmen pasar kita NU, ya ciri khas
NU-nya harus ada, ya ini sebagai upaya untuk mempertahankan NU sebagai
benteng, tetap menjaga nilai-nilai ke-NU-an, sehingga ada simbiosis
mutualisme, satu sisi kebutuhan NU harus dirancang sedemikian rupa,
disisi lain perguruan tinggi NU harus mewadahi NU secara kultural. Anak
orang NU dididik di perguruan tinggi NU, keluarannya tidak mengagetkan
orang NU.<br />
<b><i><br />
Nanti perguruan tinggi-perguruan tinggi itu bagaimana hubungannya dengan NU?</i></b><br />
<br />
Inilah, mengapa kita pilih tiga model, karena dulu perguruan tinggi NU
tidak didirikan NU, sekarang kan ada LPTNU. NU mau bergerak di perguruan
tinggi. Yang sudah ada kita bina, jangan dianggap tidak NU, kita
kembangkan dengan standarisasi, tapi yang PT yang baru atas nama NU.
Adapun nanti kemudian sudah banyak perguruan tinggi yang dimiliki NU,
kemudian yang lain ikut, ya alhamdulillah. Karena mereka juga ingin
mengabdikan diri ke NU dengan cara mereka sendiri. <br />
<i><b><br />
Jadi mereka lebih otonom?</b></i><br />
<br />
Ya, semacam <i>franchise, </i>ada standarisasi, paling tidak ada standarisasi minimal. Disitu ada ajaran <i>ahlusunnah wal jamaah </i>dikembangkan. (mkf)<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,5-id,25240-lang,id-c,halaqoh-t,LPTNU+dan+Modernisasi+Perguruan+Tinggi+NU-.phpx" target="_blank">sumber</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-55178460483185628172012-09-20T10:30:00.001+07:002012-09-20T10:30:23.378+07:00Indonesia Segera Miliki Kurikulum Pendidikan Baru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDkNOCzSE3kh6wVmJp9KGqWpYl2ZajzN1-HT1hAQI01eb16f2RcI4kQ682FZ3nDj2LvVbv79zj_7pXjperB7lWE2WJQc2QBEPYZkTKpwQeTmuDBplcH6_QzjiUO1evMqcq-Hg8B239_CeC/s1600/1_mnuh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDkNOCzSE3kh6wVmJp9KGqWpYl2ZajzN1-HT1hAQI01eb16f2RcI4kQ682FZ3nDj2LvVbv79zj_7pXjperB7lWE2WJQc2QBEPYZkTKpwQeTmuDBplcH6_QzjiUO1evMqcq-Hg8B239_CeC/s320/1_mnuh.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
kompas.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad
Nuh menyampaikan, kurikulum pendidikan nasional yang baru akan selesai
digodok pada Februari 2013. Kurikulum baru itu rencananya segera
diterapkan setelah melewati uji publik beberapa bulan sebelumnya.
"Pembahasannya masih berlangsung, nanti akan diuji publik, dan Februari
2013 semuanya akan rampung," kata Nuh, di Jakarta, Rabu (19/9/2012).</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia menjelaskan, kurikulum pendidikan yang baru akan menyentuh semua
jenjang pendidikan. Dari pendidikan dasar, sampai ke pendidikan tinggi.
Kurikulum baru itu, tambah Nuh, merupakan hasil dari evaluasi pada
seluruh mata pelajaran. Timnya sendiri dibagi dua, tim pertama
mengevaluasi dan menyusun kurikulum pendidikan dasar serta pendidikan
menengah, sedangkan tim kedua mengevaluasi dan menyusun kurikulum
pendidikan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini pekerjaan besar, mudah-mudahan bisa rampung sesuai target. Masih dalam pembahasan, dan semua serba mungkin," jelas Nuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kesempatan itu, Nuh juga mengungkapkan bahwa pihaknya tidak
"mengiblatkan" kurikulum dari negara asing tertentu. Yang jelas, kata
dia, kurikulum pendidikan baru ini merujuk pada negara-negara OECD, dan
negara-negara yang memiliki karakter sangat kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Kita tidak fokus meniru pada satu negara asing tertentu. Tapi kita
bisa tiru kekuatan karakter Jepang dan Korea. Mereka unggul dalam ilmu
pengetahuan, tapi tetap menjunjung tinggi nasionalisme bangsanya," ucap
Nuh menutup pembicaraan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.maarif-nu.or.id/Warta/tabid/173/articleType/ArticleView/articleId/518/Indonesia-Segera-Miliki-Kurikulum-Pendidikan-Baru.aspx" target="_blank">sumber</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-40274722884404892002012-09-20T09:04:00.001+07:002012-09-20T09:07:16.022+07:00Presiden SBY: Pemerintah Satu Hati dengan NU<div class="terkinisi" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinZF5MNMilUntGa9OX93ImTwvZ3QX54zxBM6EtOmv3cilCRNcs_bCw9aOc11J7INOYQWSeAhyphenhyphenuJ9B_eL_bIG2hXTsBoLh_7yZASLjXV5XKpU2CfLXuPrV-yPIYnscGP7ebnX4N5JpoZybm/s1600/kemenag001.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinZF5MNMilUntGa9OX93ImTwvZ3QX54zxBM6EtOmv3cilCRNcs_bCw9aOc11J7INOYQWSeAhyphenhyphenuJ9B_eL_bIG2hXTsBoLh_7yZASLjXV5XKpU2CfLXuPrV-yPIYnscGP7ebnX4N5JpoZybm/s400/kemenag001.jpg" width="400" /></a></div>
Cirebon (Pinmas)—Cirebon-Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengapresiasi empat rekomendasi Munas Alim Ulama dan
Konbes Nahdlatul Ulama 2012. Dia merasa program-program pemerintah
sejalan dengan solusi yang ditawarkan kaum ulama nahdliyin.<br />
Kedatangan Presiden <span class="caps">SBY</span> dan ibu negara Ani <span class="caps">SBY</span> disambut meriah ribuan kaum nahdliyin di area <span class="caps">GOR</span>
Pondok Pesantren Ma’had Tarbiyatul Mubtadi’in Kempek, Cirebon. Sebelum
memberikan pengarahan dalam kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012
pada pukul 10.30 <span class="caps">WIB</span>, terlebih dahulu dia berkeliling area pesantren dengan golf car.<br />
<a name='more'></a><br />
Selain Presiden <span class="caps">SBY</span>, kegiatan yang
dihadiri oleh 900 peserta dari seluruh Indonesia dan pengamat
internasional ini, dihadiri juga oleh sederet Menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II. Mereka antara lain Mendikbud M Nuh, Menteri Sekretaris
Negara Sudi Silalahi, Menpora Andi Mallarangeng, Menakertrans Muhaimin
Iskandar, Menkokesra Agung Laksono, Menteri <span class="caps">PDT</span>
Helmy Faisal Zaini, dan Menteri Agama Suryadharma Ali. Dari kalangan
politik hadir Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum
Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Sekjen Partai Demokrat Edhie
Baskoro Yudhoyono dan beberapa tokoh lainnya.<br />
Dalam menyambut kehadiran presiden, masyarakat menikmati shalawat
nabi oleh Zaenal Mustofa, Juara satu qori internasional dari
Tasikmalaya. Tidak hanya itu, 40 santri perempuan Paduan suara dari
Pondok Pesantren Kempek Cirebon juga turut serta meramaikan kunjungan
presiden ini.<br />
Rois Aam <span class="caps">PBNU</span> KH MA Sahal Mahfud membuka
acara dengan sambutannya. Berulangkali dia menyampaikan terima kasih
atas dukungan semua pihak menyelenggarakan even tahunan.<br />
Disusul kemudian penyerahan secara simbolis hasil rekomendasi Munas dan Konbes pada Presiden <span class="caps">SBY</span>
di atas panggung. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengaku baru
mengetahui ada ikhtiar dari kaum nahdliyin menghadapi bersama masalah
bangsa dan dunia. “Saya atas nama negara dan pemerintah mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya. <br />
Secara umum setelah membaca draftnya, saya menerima dan pemerintah
akan menindaklanjuti,“janji Presiden di penutupan Munas, Senin (17/9). <br />
Menurutnya, draft rekomendasinya sebagian sama persis dengan cetak
biru program pemerintah. “Berarti pemerintah satu hati dengan NU,“ungkap
<span class="caps">SBY</span>. Dia juga mengaku kagum karena usulannya
bukan sekadar meneruskan yang lama, tapi juga sebagian besar ada
pemikiran baru serta cerdas dan harus direspon dengan baik. Adanya
perbedaan persepsi serta data pun dimakluminya.<br />
“Rekomendasi NU itu positif dan rekonstruktif. Bagi pemerintah,
rekomendasi itu penting untuk meningkatkan kebijakan dan program yang
dijalankan,“ulas <span class="caps">SBY</span>.<br />
Perhatian khusus pada rekomendasi alim ulama ini terlihat dari
pembagian sesi sambutan menjadi dua. Di sesi perdana dia menanggapi satu
per satu isi rekomendasi. Dimulai dari bidang politik dan pemerintahan
yang menyoroti amandemen <span class="caps">UUD</span> 1945. <span class="caps">SBY</span> melihat para ulama cenderung ingin adanya perubahan UU untuk kelima kalinya agar sejalan dengan harapan pendiri <span class="caps">NKRU</span> dan perkembangan zaman.<br />
“Mesti dipikirkan saat mengubah UU dibongkar pasang harus ada alasan
yang jelas. Sementara rakyat juga perlu dimintai pandangannya. Jika
urgent, maka <span class="caps">MPR</span> akan melaksanakan perubahan,“tutur Presiden.<br />
Presiden juga sempat mengucapkan terima kasih atas kepedulian NU
dengan tekadnya memerangi korupsi. “Saya harus adil, siapapun yang
melakukan korupsi ditindak secara hukum. Korupsi banyak di daerah, maka
awasi penggunaan <span class="caps">APBN</span> dan <span class="caps">APBD</span>,“cetus Presiden.<br />
Di bidang ekonomi, <span class="caps">SBY</span> menyanjung
Indonesia yang berada di peringkat 15 dunia dalam bidang pendapatan
nasional. Indikator angka pengangguran serta kemiskinan juga menurun.
Ditambah lagi angka dari pendapatan nasional untuk pelunasan utang hanya
24 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 56 persen.<br />
Terkait pembayaran pajak, Presiden mengakui masih menjadi komoditi
utama pendapatan nasional. Pembayaran pajak dari rakyat sebelumnya 500
ribu dollar Amerika, sekarang sudah meraup 1,7 juta dollar Amerika.
“Kini saatnya mengatur pembayaran dan pengelolaan pajak yang baik,“papar
Presiden.<br />
Pendidikan karakter yang diadaptasi dari kurikulum pesantren ditegaskan <span class="caps">SBY</span> diarustamakan dalam kurikulum nasional. Urusan penanganan konflik antarumat beragama diharapkannya ulama bisa membimbing. “<span class="caps">PBNU</span> sudah manthuk-manthuk itu artinya setuju,“sebutnya.<br />
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melihat komponen NU di Jawa Barat
yang menjadi komunitas mayoritas bisa menjadi cerminan baik buruknya
muslimin Jabar. Serta menentukan maju mundurnya Jabar. “Saya berharap
taip tahun kondisi masyarakat kian membaik dengan dukungan faktor mental
spiritual sebagai penentu yang selalu ditanamkan NU,“cetus Heryawan.
(rep/indah)<br />
<a href="http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=103776" target="_blank">sumber</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-63422804584903439062012-09-18T09:56:00.002+07:002012-09-18T10:01:29.383+07:00Puluhan Kyai NU Lampung Doakan KPU Sukses Gelar Pemilu 2014<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoqlQjVGc3KZGLtYhnuCkvSiQEtDB52SlzXeRtK_dPPKYpf7qn7q3IoIa9AkRq_gphrfW3nS88N-ZbIDGGYpWvupl-0N8iuyMfyduoFAsAF1flI4gLM6x3nhe_EvV3fBDsDj9wv2htJbRu/s1600/nu_170912.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoqlQjVGc3KZGLtYhnuCkvSiQEtDB52SlzXeRtK_dPPKYpf7qn7q3IoIa9AkRq_gphrfW3nS88N-ZbIDGGYpWvupl-0N8iuyMfyduoFAsAF1flI4gLM6x3nhe_EvV3fBDsDj9wv2htJbRu/s1600/nu_170912.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jakarta, kpu.go.id</b> - Puluhan kyai
Nahdlatul Ulama (NU) dari Provinsi Lampung bersilaturrahim dengan Ketua
KPU RI Husni Kamil Manik, Senin (17/9). Dalam kesempatan itu mereka
memanjatkan doa agar KPU RI sukses menyelenggarakan pemilu dan proses
alih kepemimpinan di tingkat nasional dan lokal berjalan dengan damai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
“Kami
mendoakan semoga KPU dapat menyelenggarakan pemilu menjadi lebih
baik,” ucap Koordinator rombongan Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
se Provinsi Lampung Muhammad Habib usai bertemu dengan Ketua KPU RI.
Para kyai dari Lampung ini merupakan rombongan musyawarah nasional
alim ulama dan konfrensi besar PBNU di Pondok Pesantren Kempek
Pademangan Cirebon.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ketua KPU RI Husni Kamil Manik berterima kasih
atas kesempatan para kyai berkunjung ke kantor KPU. Dia berharap para
kyai turut mendorong terciptanya suksesi kepemimpinan baik di level
nasional maupun tingkat lokal . “Saya minta kepada warga NU memelihara
situasi dan kondisi di daerah. Saya berharap warga NU turut merekat
kebersamaan dan memelihara persatuan yang sudah tercipta di
tengah-tengah masyarakat. Mohon para kyai menjaga warga kita tidak
terjebak dalam konflik,” ujarnya. <br />
<br />
Mantan anggota KPU Sumbar dua
periode ini berharap Indonesia jangan seperti jazirah Arab yang
berdarah-daerah dalam melakukan suksesi kepempimpinan. “Jazirah Arab
terus berkonflik, aksi kekerasan terus berlangsung, bahkan
berdarah-darah hanya untuk merebut kekuasaan. Kita semua tentunya harus
memikirkan rakyat dan umat yang didalamnya banyak warga NU. Peran para
kyai dan ustad dalam menciptakan situasi yang aman sangat diharapkan.
Warga NU harus menjadi penengah dari setiap konflik yang terjadi,”
ujarnya. <br />
<br />
Husni mengatakan KPU sebagai penyelenggara akan
berupaya menjalankan tugas secara profesional. “Momentum 2014, kita
upayakan merupakan penyelenggaran pemilu yang profesional, terpercaya
dan lebih baik dari pemilu-pemilu sebelumnya,” ujarnya. Dia menegaskan
penyelenggara pemilu di daerah yang menyimpang dari aturan akan
ditertibkan sehingga tidak menciderai proses demokrasi. <br />
<br />
“Setiap masalah yang muncul dalam penyelenggaraan pemilu sudah ada
mekanisme penyelesaiannya. Kita berharap semua pihak menggunakan
mekanisme yang sudah ada. Jangan menyeret-nyeret warga masuk ke arena
konflik. Kita sebagai warga juga jangan mau terjebak. Bisa jadi mereka
yang rebut-ribu itu jusru orang luar,” ujarnya.<b> (*) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /> </b><br />
<b><a href="http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7083&Itemid=1" target="_blank">Sumber</a><br /> </b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-89733247471868879162012-09-17T11:06:00.003+07:002012-09-17T11:06:57.037+07:00Pendidikan Gratis Yang Manusiawi<div style="text-align: justify;">
Mantan Presiden Afrika selatan, Nelson Mandela, mengatakan bahwa,
pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk menguasai dunia. Tentu
saja, hal itu diungkapkan oleh orang yang membebaskan Afrika Selatan
dari politik apartheid itu karena mengingat betapa begitu pentingnya
peran pendidikan bagi kehidupan manusia. Pendidikan bisa membawa manusia
yang tadinya berada di ruang gelap gulita ke ruang yang terang
benderang. Dengan pendidikan, manusia bisa terbebas dari belenggu
kebodohan, kemiskinan, dan keterpenjaraan pemikiran. Karena pendidikan,
jiwa manusia akan tumbuh dan membuat jiwa itu merdeka.<br />
Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia.
Dalam bukunya, Pendidikan Yang Memiskinkan (2004, Galang Press),
Darmaningtyas menuliskan, "Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis
untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik". Dari kedua
filosofi pendidikan yang dituliskan di atas, sudah cukup jelas bahwa
pendidikan adalah salahsatu kebutuhan primer dalam hampir semua sendi
kehidupan manusia.</div>
<a name='more'></a><br />
Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi kelangsungan
hidup manusia, sewajarnyalah jika pendidikan menjadi hajat hidup orang
banyak. Dengan begitu, perlu adanya upaya perbaikan sistem pendidikan
yang ada sekarang dan internalisasi kesadaran bahwa pendidikan bukanlah
komoditas bisnis.<br />
Pendidikan, selayaknya udara, mestinya bisa dinikmati
oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja tanpa harus membayar.
Artinya, pendidikan seharusnya gratis tanpa terjebak dalam jurang
dikotomi antara kaya dan miskin. Stigma pendidikan gratis (hanya) bagi
orang miskin (tidak mampu) sudah harus dihilangkan. Oleh karena,
pendidikan gratis tidak hanya milik dan diperuntukkan bagi orang miskin
saja. Pendidikan gratis adalah untuk semua orang.<br />
Tidak bisa dimungkiri, pemahaman bahwa pendidikan
gratis hanya diperuntukkan bagi orang miskin malah cenderung tidak
manusiawi dan diskriminatif. Sekolah-sekolah terbuka yang
menyelenggarakan pendidikan gratis bagi orang miskin terkesan hanya
sebuah pembenaran dari pemerintah, sehingga seolah-olah pemerintah
peduli terhadap nasib Si miskin. Padahal, pada kenyataannya,
sekolah-sekolah gratis hanya menjadi ajang perkumpulan para pelajar yang
tidak belajar.<br />
Di sekolah-sekolah terbuka, para pelajar tidak
mendapatkan pelajaran layaknya para pelajar di sekolah-sekolah berbayar.
Minimnya fasilitas pembelajaran yang didapat para pelajar di
sekolah-sekolah terbuka�seperti tenaga pengajar dan fasilitas pendukung
kegiatan belajar lainnya� membuat para pelajar di sekolah-sekolah
terbuka hanya menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bersantai di ruang
kelas. Para pengajar yang seharusnya memiliki dedikasi untuk memberikan
pelajaran kepada para pelajar�meskipun di sekolah terbuka�cenderung
tidak serius dalam menjalankan tugasnya. Mungkin para pengajar merasa
enggan dan malas karena mengajar di sekolah terbuka tidak mendapat
bayaran dari para pelajar.<br />
Pendidikan gratis yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah terbuka pada hakikatnya hanya mewajibkan para pelajar
untuk bersekolah. Para pelajar tidak diwajibkan untuk belajar. Hal ini
berakibat pada merosotnya semangat belajar dari para pelajar yang
bersekolah di sekolah-sekolah terbuka. Selain itu, adanya
sekolah-sekolah terbuka (gratis) membuat mental dan jiwa kreativitas
para pelajarnya menjadi tumpul dan cenderung pemalu. Hal ini,
salahsatunya disebabkan oleh penyematan gelar �pelajar miskin� yang
kerap diterima oleh para pelajar di sekolah-sekolah terbuka.<br />
Untuk itu, pendidikan gratis yang hanya bagi orang
miskin dengan produknya, yaitu sekolah terbuka, harus segera dihilangkan
karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan�yang sejatinya
adalah upaya untuk memanusiakan manusia. Pendidikan gratis bagi semua
orang (dari segenap strata sosial) adalah solusi untuk menghindari
terciptanya pelajar-pelajar yang berjiwa terjajah, bermental pengecut,
dan ber-IQ jongkok. Tentunya, sekadar menggratiskan pendidikan bukanlah
solusi yang tepat, melainkan harus juga dibarengi dengan penerapan
sistem pendidikan yang tidak pilih kasih. Dengan begitu, pelajar yang
berasal dari keluarga kaya dan pelajar yang berasal dari keluarga miskin
dapat berada di satu ruang kelas dan duduk di satu meja tanpa perasaan
superior atau inferior.<br />
Pendidikan gratis mutlak milik semua orang. Dalam
pendidikan tidak ada kaya dan tidak ada miskin. Apalagi jika sampai
mengatakan, pendidikan gratis bagi semua orang tidak adil bagi orang
miskin, karena orang (pelajar) dari golongan keluarga kaya pun dapat
menikmatinya tanpa harus membayar. Kalau untuk urusan subsidi <span class="caps">BBM </span>atau
pembagian beras miskin (raskin), mungkin bisa saja dikatakan tidak adil
jika diberikan kepada semua orang. Namun, jika itu menyangkut masalah
pendidikan, gratis itu mutlak dan harus bisa dinikmati oleh semua orang.
Karena pendidikan bukanlah komoditas yang boleh diperjual-belikan.<br />
Seperti ungkapan yang dinyatakan di atas bahwa
pendidikan selayaknya udara, bisa dinikmati oleh siapa saja, kapan saja,
dan di mana saja tanpa harus membayar. Ungkapan ini jelas bermakna
bahwa pendidikan sudah seharusnya bisa dinikmati oleh siap saja, kapan
saja, dan di mana saja�juga tanpa harus membayar. Kata �gratis� yang
kerap disematkan kepada orang msikin�jika itu adalah pendidikan�sudah
saatnya dihilangkan. Karena, dengan mengindentikkan kata
�gratis��khususnya dalam hal pendidikan�dengan orang miskin, justeru
hanya akan semakin memarjinalkan orang miskin.<br />
Salahsatu manfaat dari diselenggarakannya pendidikan
gratis bagi semua orang adalah terciptanya iklim kehidupan yang sehat
antara orang kaya dan orang miskin serta terciptanya persamaan kualitas
pendidikan yang didapat, baik yang didapat oleh orang kaya maupun orang
miskin. Dengan begitu�paling tidak�di satu bidang dalam kehidupan
ini�yaitu pendidikan�tidak ada kesenjangan sosial antara orang kaya dan
orang miskin.<br />
<br />
strong>Sekolah: Ajang Transaksi Bisnis<br />
Beragam upaya dari para aktivis dan orang-orang yang
peduli dengan pendidikan yang menyuarakan pendidikan gratis dan
manusiawi, ternyata belum mampu menggungah para penyelenggara pendidikan
di negeri ini. Ironisnya, harapan yang entah kapan akan terwujud itu,
malah sangat sulit ditemukan di sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi
garda terdepan dalam upaya untuk memanusiakan manusia. Sekolah yang
seharusnya menjadi tempat untuk mengenyam pendidikan�sehingga manusia
bisa terbebas dari belenggu kebodohan�malah menjadi monster seram yang
selalu menghantui dan mengganggu tidur masyarakat. Sekolah sebagai salah
satu tempat transfer ilmu malah menjadi sangat sulit diakses oleh orang
miskin.<br />
Melihat realitas di atas, tidak mengherankan bila
sekolah-sekolah kini menjadi lahan bisnis yang amat menjanjikan. Bisnis
pendidikan menjadi bisnis yang menggiurkan karena memiliki pangsa pasar
yang jelas sehingga akan dengan mudah meraup keuntungan. Kecermatan
dalam membidik peluang usaha pendidikan dapat terlihat dari
berlomba-lombanya orang�terutama yang memiliki modal�untuk membangun
gedung sekolah. Tujuannya bukan untuk mencerdaskan masyarakat, tetapi
meraup keuntungan dari bisnis yang biadab ini.<br />
Belum lagi jika melihat sistem pendidikan di
sekolah-sekolah di republik ini, masih sangat jauh dari harapan sebagai
tempat yang diharapkan dapat membuat orang menjadi cerdas. Karena
sekolah-sekolah�khususnya sekolah formal berbayar�masih menggunakan
sistem pendidikan yang bersandar pada budaya industri (Atma Balaraja,
�Upaya Pendidikan Gratis dan Merakyat�). Sistem pendidikan yang sengaja
dibentuk mengikuti ritme dunia industri itu pada akhirnya hanya mencetak
lulusan yang bermental budak, terjajah, dan amat tergantung pada dunia
industri.<br />
Sisi kelam dunia pendidikan di republik ini dapat
dilihat mulai dari adanya uang pangkal, uang daftar ulang, uang seragam,
uang <span class="caps">OSIS, </span>sampai uang parkir bagi pelajar
yang membawa kendaraan. Di tingkat sekolah dasar, masih saja ada
pungutan-pungutan liar yang�untuk mengelabui masyarakat�dirubah
istilahnya menjadi sumbangan. Sumbangan itu terdiri dari sumbangan buku
paket, sumbangan perpisahan, dan sumbangan �aneh� lainnya yang harusnya
bersifat sukarela (bukankah namanya memang sumbangan?), pada prakteknya
wajib dipenuhi oleh semua pelajar.<br />
Kebiadaban sistem pendidikan yang dijadikan lahan bisnis
lebih memiriskan lagi ketika ujian akan berlangsung. Pelajar yang tidak
atau belum bisa melunasi biaya administrasi dilarang untuk mengikuti
ujian. Selain sangat tidak manusiawi dan diskriminatif, dilarangnya
pelajar yang belum selesai biaya adminitrasinya untuk mengikuti ujian
itu akan berdampak buruk terhadap mental Si Pelajar. Si Pelajar menjadi
malu, merasa kecewa, dan�bukan tidak mungkin�akan berpengaruh terhadap
semangat belajarnya. Akan tetapi, pihak sekolah menjustifikasi
perlakuannya kepada pelajar-pelajar yang belum selesai biaya
administrasi dengan mengatakan, bila para pelajar itu diizinkan untuk
mengikuti ujian, maka pihak sekolah khawatir akan terjadi kecemburuan
sosial dari pelajar yang sudah melunasi biaya administrasi. Selain itu,
pihak sekolah juga khawatir, jika para pelajar yang belum membereskan
biaya administrasinya diperbolehkan mengikuti ujian, para pelajar itu
(dalam hal ini wali murid)� karena merasa sudah ikut ujian�tidak kunjung
membayar biaya adminitrasi. Suatu sikap dan pernyataan yang aneh yang
seharusnya tidak dilakukan oleh penyelenggara pendidikan di negeri ini.<br />
Kemirisan berlanjut tatkala memasuki tahun ajaran baru.
Para pelajar baru yang belum bisa melunasi uang pangkal (uang gedung)
tidak akan mendapati namanya di daftar pengunguman pembagian kelas.
Sederhananya, para pelajar yang belum bisa melunasi uang pangkal tidak
mendapatkan kejelasan di kelas mana ia ditempatkan. Sedangkan pelajar
yang sudah melunasi uang pangkal akan dengan mudah mendapati namanya di
daftar pengunguman pembagian kelas. Alhasil, pelajar yang belum bisa
melunasi uang pangkal hanya akan ditempatkan di satu ruang kelas yang
khusus �menampung� para pelajar yang belum bisa melunasi uang pangkal.
Ironisnya, meski berada dalam satu ruang kelas, para pelajar yang belum
bisa melunasi uang pangkal tersebut sebenarnya berada di ruang kelas
fiktif�karena ruang kelas yang menjadi tempat para pelajar itu hanyalah
penampungan. Jika mereka tidak kunjung melunasi uang pangkal dalam waktu
yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, maka para pelajar itu akan
ditolak dari sekolah tersebut.<br />
Kejadian serupa terjadi pada para pelajar yang naik ke
kelas selanjutnya. Bedanya, di sini bukan masalah uang pangkal,
melainkan masalah uang daftar ulang. Pelajar yang belum bisa melunasi
uang daftar ulang akan mengalami nasib serupa dengan juniornya, yaitu
tidak mendapatkan ruang kelas. Dan jika tidak bisa melunasi uang daftar
ulang dalam waktu yang ditentukan pihak sekolah, maka para pelajar itu
akan di-skor atau dibiarkan begitu saja meskipun kegiatan belajar
mengajar sudah berlangsung. Hal ini dilakukan oleh pihak sekolah dengan
tujuan agar Si pelajar merasa malu dan tentunya akan merengek kepada
orangtuanya agar segera melunasi segala beban biaya pendidikan. Hal ini,
tentu saja, mencederai nilai-nilai luhur pendidikan.<br />
Sekolah yang hanya dijadikan lahan bisnis dengan proyek
bisnis pendidikan hanya menjadikan sekolah sebagai bentuk lain dari
penjara (Atma Balaraja, �Sekolah Samadengan Penjara�). Sekolah dengan
sistem pendidikan yang sengaja diciptakan untuk memasok tenagakerja bagi
dunia industri hanya memenjarakan jiwa, daya kreativitas, dan daya
intelektualitas pelajar. Jiwa pelajar terpenjara karena dipaksa oleh
sekolah untuk menjadi manusia yang penurut, tidak banyak protes, dan
digiring untuk tunduk kepada serangkaian aturan yang hampir sama dengan
aturan di dalam penjara.<br />
Kreativitasnya terpenjara karena sekolah tidak bisa
menjadi fasilitator untuk pelajar agar pelajar termotivasi untuk
berkarya dan berinovasi serta tumbuh menjadi dirinya sendiri. Sekolah
malah mengekang daya kreativitas pelajar dengan serangkaian kurikulum
standar yang hanya mengajari pelajar untuk membaca, menulis, dan
berhitung, serta sedikit pelajaran yang lain. Sekolah tidak mengajari
pelajarnya dengan pelajaran kesenian yang cukup. Padahal dalam pelajaran
kesenian terkandung nuansa-nuansa yang merangsang pelajar untuk menjadi
kreatif.<br />
Daya intelektualitasnya terpenjara karena sekolah
membekali para pelajar dengan pelajaran alakadarnya, seperti membaca,
menulis, dan berhitung. Sedikit sekali pelajaran kewirausahaan�itu pun
dengan pengajar yang bukan seorang wirausaha, melainkan seorang pengajar
yang menerima gaji atau, dengan kata lain, seorang buruh. Sekolah juga
tidak mengajari pelajarnya untuk berani mandiri. Sekolah malah
menggiring pelajarnya agar siap-pakai di dunia kerja (industri) jika
lulus nanti. Sekolah hanya memberikan pelajaran standar. Yang penting,
pelajar bisa mendapat tempat di dunia kerja (itu pun jika Si pelajar
beruntung).<br />
Sekolah sama atau hampir sama dengan penjara. Dalam
penjara, jika seorang tahanan tidak memberikan upeti berupa uang kepada
sipir dan tahanan yang lain, maka bisa dipastikan tahanan tersebut akan
menjadi sansak hidup tempat berlatih tinju bagi sipir dan tahanan yang
lain. Karena tidak memberikan upeti, maka ketika tahanan tersebut jadi
bulan-bulanan tahanan yang lain, para petugas sipir tidak akan
menolongnya, malah akan memberikan semangat kepada tahanan yang sedang
�berlatih tinju� agar semakin keras memukul. Dengan begitu, tahanan yang
menjadi bulan-bulanan atau keluarganya akan berusaha maksimal untuk
mencari uang yang akan dijadikan persembahan kepada sipir.<br />
Di sekolah, jika pelajar belum melunasi segala biaya
yang harus dilunasi, maka pelajar itu tidak akan diperbolehkan mengikuti
kegiatan belajar, bahkan kelas pun tidak mendapatkan. Parahnya lagi,
ketika pelajar yang berasal dari kalangan tidak mampu menjadi bahan
cemoohan pelajar yang lain yang berasal dari kalangan mampu, pihak
sekolah akan membiarkan itu terjadi karena pihak sekolah lebih
berkepentingan terhadap lunasnya biaya administrasi ketimbang bersimpati
kepada perasaan Si Pelajar.<br />
Sikap sekolah dan pelajar yang berasal dari kalangan mampu yang arogan
disebabkan oleh sistem pendidikan yang tidak didasari oleh
prinsip-prinsip pendidikan yang sebenarnya. Sistem pendidikan yang hanya
berorientasi kepada uang (money oriented) hanya menciptakan sikap-sikap
yang arogan dan tidak menghargai rasa kemanusiaan. Jika saja sistem
pendidikan didasari oleh nilai-nilai luhur dari pendidikan itu sendiri,
niscaya akan tercipta sikap yang penuh toleransi, solider, dan
menghargai rasa kemanuisaan. Karena dalam sistem pendidikan yang
sebenarnya, terkandung ajaran moral yang agung, sehingga pengajar dan
pelajar akan memiliki sikap filantrof yang santun.<br />
Akan tetapi, karena sistem pendidikan yang masih
diselimuti kabut kapitalisme dan berbagai kepentingan politis lain, maka
tidak heran jika kualitas pendidikan menjadi sangat memrihatinkan.
Sistem pendidikan yang di dalamnya ada berbagai macam kepentingan bisnis
hanya bertujuan menghasilkan keuntungan semata, tidak memikirkan tujuan
yang seharusnya menjadi tujuan sejati dari pendidikan. Contohnya bisa
dilihat dari sikap dan tingkahlaku para pengajar yang lebih mementingkan
honor tanpa melakukan evaluasi serta peningkatan kinerjanya sebagai
pengajar. Sementara dari para pelajar sendiri, contoh tingkahlakunya
bisa dilihat dari aksi mereka yang gemar tawuran.<br />
<br />
strong>Seharusnya Guru, Bukan Pengajar<br />
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal
dengan nama Ki Ajar Dewantara adalah Bapak pendidikan di negeri ini.
Melalui pemikiran-pemikirannya, banyak tokoh-tokoh seangkatannya menjadi
tergugah untuk turut berpikir dan berjuang membebaskan Negeri ini dari
penjajah. Salahsatu tulisannya yang menjadi tonggak pergerakkan adalah
�Als Ik eens Nederlander Was� (�Seandainya Saya Orang Belanda�). Tulisan
yang dimuat di Harian De Express milik Dr. Douwwes Dekker itu
menunjukkan keberaniannya menentang rencana penarikkan sumbangan
Pemerintah Kolonial Belanda dari masyarakat Hindia-Belanda untuk
perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penjajahan Spanyol.<br />
Karena tulisannya itu, Ki Ajar Dewantara harus menerima
hukuman dari pemerintah Kolonial Belanda�melalui Gubernur Jendral <span class="caps">A.F.W.</span>
Idenburg (masa jabatan 1909�1916) dengan hukumaninternering atau
hukuman tahanan kota tanpa proses pengadilan. Ki Ajar Dewantara pun
dibuang ke Pulau Bangka.<br />
Ki Ajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 memiliki dedikasi
yang luar biasa dalam upaya menyebarkan minat belajar kepada masyarakat
Hindia-Belanda alias Indonesia. Tujuannya, dengan merasuknya pendidikan
ke dalam jiwa masyarakat, maka dengan sendirinya masyarakat
Hindia-Belanda akan tergugah dan berpikir untuk memerdekakan diri. Maka,
atas jasanya, tanggal kelahiran Ki Ajar Dewantara, yaitu tanggal 2 Mei,
dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.<br />
Semboyan Ing ngarsa sung tulada (di depan menjadi
teladan), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat), dan tut
wuri handayani (di belakang memperbaiki) menjadi semboyan sakral dalam
dunia pendidikan di Nusantara. Akan tetapi, benarkah ajaran yang
terkandung dalam ketiga semboyan di atas dimiliki oleh para
penyelenggara pendidikan di Negeri ini? Jika mau berkata jujur, tentu
saja, jawabannya belum.<br />
Salah satu unsur yang berada di garis depan dalam dunia
pendidikan adalah guru. Kata �guru�, secara etimologis berasal dari
bahasa Sanskerta, kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia yang
seharusnya bermakna �seorang yang ahli dalam bidang tertentu yang
dianggap mulia�, bukan sekadar perantara pengetahuan atau �orang yang
pekerjaannya mengajar�. Akan tetapi, makna guru kini telah bergeser�atau
sengaja digeser�menjadi sebuah profesi, seperti yang didefinisikan di
dalamKamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta,
2002). Seharusnya, makna guru lebih merujuk kepada sebuah pengabdian,
bukan sebuah profesi.<br />
Di sekolah-sekolah saat ini, sebenarnya sudah tidak ada
lagi guru, yang ada hanyalah pengajar. Karena pengajar zaman sekarang
bukanlah orang yang mengabdikan diri untuk pendidikan, melainkan
orang-orang yang menganggap mengajar adalah sebuah profesi. Selain itu,
sebutan lain dari guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa karena zaman
dulu guru mengajar dengan sukarela dan menganggap mengajar adalah sebuah
pengabdian. Jika merujuk kepada makna kata guru yang bearti seorang
ahli dalam bidang tertentu yang dianggap mulia, tentu saja seorang guru
memiliki kharisma dan teladan yang baik bagi murid-muridnya. Seorang
guru tidak hanya memiliki kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dasar,
tetapi juga menguasai ilmu pedagogi (Darmaningtyas, op. cit.). Sedangkan
para pengajar zaman sekarang adalah orang-orang yang tercetak dari
kebutuhan akan suatu pekerjaan, sehingga bagi pengajar zaman sekarang
yang penting adalah memiliki kemampuan untuk mengajarkan membaca,
menulis, dan berhitung. Pengajar zaman sekarang jasanya sudah diberi
tanda berupa gaji atau honor mengajar. jadi, pengajar zaman sekarang
tidak tepat bila disebut �pahlawan tanpa tanda jasa� karena pengajar
zaman sekarang bukanlah guru.<br />
Sistem pendidikan yang digambarkan di atas jelas sangat
membutuhkan guru, bukan pengajar karena guru akan mampu untuk tidak
sekadar memberi pelajaran dasar, melainkan juga mampu memberikan
pelajaran moral, menanamkan benih kreativitas, intelektualitas, dan
(yang pasti) orientasi mengajar seorang guru tidak tertuju kepada gaji,
melainkan kepada panggilan jiwa untuk mengabdi. Selain itu, guru juga
bisa menjadi teladan perilaku yang baik bagi para pelajar. Dalam bahasa
Jawa, kata guru diartikan sebagai pemampatan dari kata digugu dan
ditiru. Digugu berarti orang yang didengar ucapannya dan ditiru berarti
dicontoh tingkahlakunya.<br />
<br />
Hilangnya Fungsi Sekolah<br />
Makna awal dari kata �sekolah� adalah �waktu senggang�
(leisure), kemudian menjadi �obrolan santai�, lalu �tempat untuk
kegiatan tersebut�. Kata �sekolah� berasal dari bahasa Latin,
yaituschola, yang kemudian diserap ke berbagai bahasa menjadi école
(Perancis), escuela (Spanyol), scuola(Italia), schule (Jerman), scola
(Swedia), dan skola (Rusia)�(Roem Topatimasang, Sekolah itu Candu, <span class="caps">INSTTP</span>ress).<br />
Dalam perjalanannya, makna kata �sekolah� dipersempit
menjadi �tempat terjadi kegiatan belajar mengajar�. Sehingga dalam
maknanya sekarang, sekolah adalah satu tempat yang berfungsi sebagai
sarana untuk berbagi ilmu. Meskipun agak melenceng dari makna awalnya,
namun dengan pengertian �sekolah� sebagai �sarana atau tempat untuk
berbagi ilmu� masih bagus dan layak untuk diapresiasi.<br />
Sayangnya, fungsi sekolah sebagai sarana atau tempat
berbagi ilmu (kegiatan belajar mengajar) hanya sebatas arti harfiah saja
karena, pada kenyataannya, fungsi itu tidak lebih daripada formalitas
belaka. Sekolah yang lebih mirip dengan penjara bisa dikatakan sudah
kehilangan fungsinya sebagai tempat untuk mencerdaskan seseorang. Fungsi
sekolah yang seharusnya adalah tempat belajar kini berganti�atau
sengaja diganti�menjadi tempat transaksi bisnis karena di
sekolah-sekolah sekarang kegiatan belajar hanyalah rutinitas yang
membosankan.<br />
Fungsi sekolah yang telah berganti menjadi ajang
transaksi bisnis hanya menjadikan pendidikan sebagai komoditas bisnis
dan pelajar sebagai konsumennya. Seperti yang dituliskan di atas, apa
pun kegiatan yang terjadi di sekolah, sebisa mungkin dikomersilkan oleh
pihak sekolah. Bahkan, sekadar untuk ulangan saja, yang soalnya
difotokopi oleh pengajar, pelajar harus membayar dengan harga yang
beberapa kali lipat dari harga fotokopi yang sebenarnya. Misalnya, ada
ulangan pelajaran Bahasa Indonesia. Soal yang difotokopi oleh pengajar
sebanyak dua lembar dengan harga Rp. 400. Akan tetapi, pelajar
diharuskan membayar Rp. 3. 000 oleh pengajar. Atau, kasus yang lain,
untuk memarkir sepeda motor di halaman sekolah saja pelajar diharuskan
membayar uang parkir. Hal ini sama saja dengan memarkir sepeda motor di
halaman supermarket ketika akan berbelanja.<br />
Sekolah juga sudah tidak mampu mencetak kecendekiawanan
pada lulusannya. Lulusan sekolah kebanyakan tidak mampu dan tidak berani
untuk bersaing dalam kehidupan. Untuk pelajarnya, sekolah sudah tidak
mampu menanamkan materi pelajaran di benak pelajar karena dalam satu
hari pelajar dicekoki pelajaran yang banyak namun dengan sistem mengajar
yang standar. Alhasil, pelajar menjadi limbung dan akhirnya tak ada
satu pun pelajaran yang diingat. Selain itu, sekolah dalam hal ini telah
gagal menanamkan rasa filantrofis kepada pelajarnya. Terbukti dengan
selalu adanya permusuhan antar-pelajar dan seringnya terjadi tawuran.
Ini menunjukkan bahwa, sekolah tidak mampu menanamkan nila-nilai
kemanusiaan kepada pelajar.<br />
Sudah seharusnya semua yang terlibat dalam dunia
pendidikan mengevaluasi diri, mengingat semakin terpuruknya kualitas
pendidikan di negeri ini. Selenggarakan pendidikan gratis yang
manusiawi, tempatkan guru (bukan pengajar) di sekolah, dan kembalikan
fungsi sekolah sebagai sarana untuk memanusiakan manusia. Hilangkan
segala bentuk bisnis di sekolah, hilangkan juga segala kepentingan
politis dalam pendidikan karena pendidikan bukanlah komoditas bisinis
atau ajang untuk politisasi.<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6806" target="_blank">sumber</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-28889010276122600212012-09-17T10:59:00.000+07:002012-09-17T10:59:49.318+07:00Pemerintah-Tokoh Agama Bersatu Cegah Konflik<div class="terkinisi" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5MokvsvCSa8kesPtXPS2ryw4QJW6Mcg_WQ0hosvL1fJIdIQHs_TLP32jZCrKCk5VBL8ov7GtuphCLAY4gXaisnfvhz9GPxIOpJQqKYI_OHrzAndVhiwOdFQf43bJ6T5y_x47yLjX-wQww/s1600/komaruddin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="123" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5MokvsvCSa8kesPtXPS2ryw4QJW6Mcg_WQ0hosvL1fJIdIQHs_TLP32jZCrKCk5VBL8ov7GtuphCLAY4gXaisnfvhz9GPxIOpJQqKYI_OHrzAndVhiwOdFQf43bJ6T5y_x47yLjX-wQww/s200/komaruddin.jpg" width="200" /></a></div>
<span id="goog_1889693117"></span><span id="goog_1889693118"></span>Semarang (Pinmas)—Rektor Universitas Islam Negeri (<span class="caps">UIN</span>)
Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Komaruddin Hidayat mengharapkan
pemerintah dan tokoh agama bersatu dan bekerja sama mencegah terjadinya
konflik agama.<br />
“Itu sudah rumus umum. Konflik agama bisa terjadi karena berbagai
sebab, pemerintahnya lemah, rakyatnya memang tidak tahu, dan ulama
sendiri tidak melindungi umatnya. Semuanya serba mungkin,” katanya di
Semarang, Sabtu.<br />
Hal itu diungkapkannya usai Orientasi Mahasiswa Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang bertema “Membumikan Nilai Konservasi dalam
Pendidikan Karakter Melalui Profesionalisasi Pendidi dan Tenaga
Kependidikan.<br />
Menurut Komaruddin, perlu disadari bahwa Negara Indonesia sejak
lahirnya memang sudah majemuk, dan sudah menjadi kesepakatan dan janji
untuk menjaga kemajemukan sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.<br />
“Ini memerlukan kesadaran, komitmen, dan janji untuk melindungi
pemerintah untuk melindungi warga negaranya tanpa memandang agama, dan
sebagainya. Siapa yang melanggar hukum ya harus ditindak tegas,”
katanya.<br />
Umat beragama, kata dia, harus sadar hidup dalam negara yang majemuk
dan bersama-sama menjaga kemajemukan, seperti menjaga ekspresi
keagamaan sesuai dengan ranahnya, yakni ranah komunitas terbatasnya atau
ranah publik.<br />
“Kalau orang yakin agamanya paling benar ya sah-sah saja,
boleh-boleh saja. Tetapi ekspresinya dalam beragama tetap ada aturannya,
jika untuk dirinya sendiri, sesama warga seagama, dan komunitasnya
silakan saja,” katanya.<br />
Namun, kata dia, jika sudah masuk wilayah publik harus menjaga
kemajemukan, jangan kemudian menciptakan konflik dengan dalih agama
karena sama saja tidak paham dengan asal usul Negara Indonesia yang
memang majemuk.<br />
“Kelompok agama, etnis, dan sebagainya memberi kontribusi terbaik
bagi bangsa. Membutuhkan keikhlasan, agama kan juga mengajarkan
keikhlasan, misalnya menjaga pikiran yang baik, menjadi warga negara
yang baik,” katanya.<br />
Jika perbedaan agama menjadi pembenar untuk konflik, kata dia,
hancurlah tatanan sosial, sebab di mana pun pasti ada perbedaan agama,
dan Tuhan memang menciptakan manusia dalam keberagaman, baik bangsa,
suku, dan agama.<br />
“Andaikan Tuhan menghendaki, bisa saja menciptakan umat yang satu.
Namun, kenyataannya Tuhan menciptakan umatnya secara plural. Berarti,
keragaman, baik flora, fauna, bahasa, budaya, dan agama adalah desain
Tuhan,” katanya.<br />
Disinggung maraknya konflik agama, seperti kasus di Sampang, Madura,
ia mengatakan konflik agama sudah terjadi sejak dahulu, apalagi kondisi
Indonesia yang plural membuat potensi konflik bisa saja muncul di
mana-mana.<br />
“Apakah mau terus menerus terjadi seperti ini (konflik agama, red.).
Karena itu, pemerintah dan tokoh agama harus bekerja sama mencegah
konflik dengan menegakkan wibawa hukum dan etika agama,” kata
Komaruddin. (ant/ess)<br />
<a href="http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=103635" target="_blank">sumber</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-76682232727253666582012-09-17T10:41:00.000+07:002012-09-17T10:41:19.532+07:00KH.Sahal Mahfudh: Reformasi Terbukti Membawa Kemajuan<div class="terkinisi" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY0xAK8BJilVOP2JGVSR06ITe6tegQT54vLUmjhFp2w9OqLQkIfdghKlM7e0YHm2Xk4KZftArtcMJKrKsgX2Th9o7FwGzs7VV-WBUfe8MYPNwliSD3xWZm5CaZJ4UpqCyCoF6OVKpLuya7/s1600/KH+sahal+01.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY0xAK8BJilVOP2JGVSR06ITe6tegQT54vLUmjhFp2w9OqLQkIfdghKlM7e0YHm2Xk4KZftArtcMJKrKsgX2Th9o7FwGzs7VV-WBUfe8MYPNwliSD3xWZm5CaZJ4UpqCyCoF6OVKpLuya7/s1600/KH+sahal+01.jpg" /></a></div>
Cirebon (Pinmas)—Nahdlatul Ulama, organisasi
sosial keagamaan terbesar di Indonesia, mengakui bahwa reformasi yang
bergulir sejak 1998 telah membawa kemajuan di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.<br />
“Reformasi yang dimulai dengan amandemen <span class="caps">UUD</span>
1945 itu telah terbukti membawa kemajuan yang berarti. Kehidupan bangsa
semakin demokratis, berbagai tindakan represi semakin berkurang,
kebebasan berorganisasi, menyalurkan aspirasi politik, mengembangkan
pendidikan dan dakwah semakin dirasakan oleh rakyat,” kata Rais Aam <span class="caps">PBNU</span>
KH MA Sahal Mahfudh saat berpidato pada pembukaan Musyawarah Nasional
Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa
Barat, Sabtu.<br />
Namun demikian, menurut Kiai Sahal, tidak bisa dipungkiri bahwa ada
juga dampak negatif yang timbul dari reformasi yang harus segera dicari
pemecahannya, baik dalam bidang politik ketatanegaraan, maupun dalam
bidang ekonomi dan kebudayaan.<br />
“Kita tidak boleh menutup mata terhadap kenyataan-kenyataan yang
memprihatinkan, sebagai akibat buruk yang tidak kita kehendaki dari
reformasi,” tandasnya.<br />
Dikatakannya, amandemen <span class="caps">UUD</span> 1945 yang
dilakukan dengan tergesa-gesa dan kurang cermat telah melahirkan aturan
perundang-undangan yang merugikan rakyat, bangsa dan negara.<br />
Keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan telah mengalami
gangguan, ketika kebijakan otonomi daerah dilaksanakan tanpa persiapan
sosial yang matang, yang berakibat pada munculnya konflik yang
berkepanjangan di banyak daerah.<br />
“Lemahnya kendali pemerintah pusat terhadap sektor-sektor strategis
di daerah, telah membuat negara kesatuan ini semakin berjalan ke arah
sistem semi federal. Hal ini sangat membahayakan <span class="caps">NKRI</span> dengan keanekaragaman etnis dan budayanya,” kata Kiai Sahal.<br />
Demikian pula dengan sistem pemilihan langsung kepala daerah.
Pelaksanaan pilkada yang tidak didahului dengan persiapan sosial yang
matang, telah menimbulkan berbagai konflik horizontal.<br />
“Di samping itu, sistem ini berimplikasi pada penggunaan politik
uang yang sangat meracuni moralitas bangsa. Hal itu juga tidak sesuai
dengan demokrasi Pancasila yang menekankan pada sistem permusyawaratan
dan perwakilan, bukan pada sistem ‘‘one man one vote’‘,” kata Kiai
Sahal.<br />
Menurutnya, untuk memperkuat sistem permusyawaratan dan perwakilan, kedudukan <span class="caps">MPR</span>, <span class="caps">DPR</span>, <span class="caps">DPD</span> dan <span class="caps">DPRD</span> harus ditata secara proporsional.<br />
“Demikian pula keberadaan kelompok adat dan kelompok minoritas yang
tidak terwakili dalam sistem pemilihan saat ini, harus dikukuhkan
kembali,” katanya.<br />
Kiai Sahal mengatakan, NU bersama-sama dengan elemen-elemen bangsa
yang lain wajib mencarikan solusi bagi masalah-masalah tersebut.<br />
“Untuk itulah, dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU kali ini, NU
mengajak agar bangsa ini kembali ke khitthah Indonesia 1945, dalam arti
kembali kepada semangat Proklamasi, kembali kepada nilai-nilai Pancasila
serta amanat Pembukaan <span class="caps">UUD</span> 1945,” katanya.<br />
Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU akan digelar hingga 17
September. Dijadwalkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan hadir di
hari terakhir perhelatan tertinggi kedua setelah muktamar itu.(ant/ess)<br />
<a href="http://www.blogger.com/"><span id="goog_413397721"></span>sumber<span id="goog_413397722"></span></a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-63624626499898828232012-09-11T05:36:00.004+07:002012-09-17T10:55:41.329+07:00Praktek Demokrasi Di SMAN 1 Toroh Grobogan<div style="text-align: justify;">
Banyak cara yang dapat dilakukan guna
meningkatkan pemahaman praktek demokrasi bagi siswa-siswi SMA. Salah
satunya yang dilakukan dalam pemilihan Ketua OSIS di SMA Negeri 1 Toroh,
Grobogan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pendaftaran pemilih, pembentukan panitia
penyelenggara, pencalonan, kampanye, pengadaan logistik, pemungutan dan
penghitungan suara serta penetapan calon terpilih diselenggarakan oleh
Dewan Pemilihan Umum (DPU) pada Pemilihan Ketua Osis SMA Negeri 1 Toroh.
Pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal
22 Juli 2012, yang diikuti oleh 790 pemilih sesuai Daftar Pemilih Tetap
(DPT) terdiri dari siswa, karyawan, dan guru SMA N 1 Toroh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mirip Pemilukada</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahapan yang dilaksanakan mirip dengan
pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
(Pemilukada) Grobogan difasilitasi oleh KPU Kabupaten Grobogan, yang
membawa misi untuk memberikan pendidikan pemilih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut anggota KPU Grobogan Afrosin
Arif, “Pelaksanaan pemilihan Ketua Osis SMAN 1 Toroh tersebut memang
difasilitasi oleh KPU Kabupaten Grobogan” ujarnya. Sehingga
pelaksanaannya pun dibuat sedemikian rupa mirip dengan pelaksanaan
Pemilukada.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih lanjut Afrosin menjelaskan, dalam
Pemilihan Ketua Osis di SMA Negeri 1 Toroh, ada pendaftaran pemilih,
ada Ketua Dewan Umum (DPU), petugas, bilik suara dan surat suara yang
hampir sama saat penyelenggaraan Pemilukada.</div>
<div style="text-align: justify;">
“KPU sangat mengapresiasi sekali
kegiatan ini, sehingga dari awal selalu memberikan perhatian dan
pengarahan karena kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan pemilih.
Sehingga diharapkan kedepannya mereka bisa menjadi pemilih yang
cerdas,” jelas Afrosin saat mendampingi pelaksanaan Pemilu Ketua OSIS
SMAN 1 Toroh kemarin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilihan Ketua OSIS diikuti oleh empat
orang calon yang telah melalui tahapan pendaftaran, penelitian berkas
administrasi persyaratan calon, penetapan calon, dan pengundian nomor
urut calon. Pelaksanaan kampanye terbuka dilakukan pada saat upacara
bendera sehingga semua calon memaparkan visi dan misinya dihadapan
seluruh guru, karyawan dan siswa dengan waktu yang diatur sama untuk
semua calon. Sebanyak 671 pemilih (85%) menggunakan hak pilih, dan 119
pemilih (15%) tidak menggunakan hak pilihnya. Surat suara tidak sah
sebanyak 23 suara. Sementara calon terpilih sebagai ketua OSIS SMAN 1
Toroh yaitu, Wahyu Utomo dengan 286 suara. <i>(KPU Grobogan/Supri/aep)<a href="http://kpu-jatengprov.go.id/index.php" target="_blank">http://kpu-jatengprov.go.id/index.php</a></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-65890308410409149062012-09-11T05:13:00.002+07:002012-09-11T05:15:42.787+07:00KPU Tetapkan 12 Partai Tidak Memenuhi Syarat Pendaftaran <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwmSefk3VFlXGVgARHvfgMtPo0kMnEhBmEy2BeK7KfLlothzHIuXKumV7rqpeo-YF_ho2FRWYrV42mHSjfNnkfH-gFBXfzmsXLMtnNAhSkSfH6OdCBDYnsFyLxji9-mjFfRq7c4MhB4xP9/s1600/kpu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwmSefk3VFlXGVgARHvfgMtPo0kMnEhBmEy2BeK7KfLlothzHIuXKumV7rqpeo-YF_ho2FRWYrV42mHSjfNnkfH-gFBXfzmsXLMtnNAhSkSfH6OdCBDYnsFyLxji9-mjFfRq7c4MhB4xP9/s200/kpu.jpg" width="183" /></a></div>
<b>Jakarta, kpu.go.id-</b> Komisi Pemilihan Umum (KPU)
menetapakan, dari 46 partai politik (parpol) yang mendaftarkan diri
sebagai calon peserta Pemilu 2014, yang tidak memenuhi 17 item
persyaratan adalah 12 (dua belas) partai.<br />
REKAP PENDAFTARAN PARPOL CALON PESERTA PEMILU 2014 adalah sebagai berikut :<br />
<br />
1 Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) 17 Dokumen Lolos<br />
2 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">3 Partai Pemuda Indonesia (PPI) 12 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 17 Dokumen Lolos<br />
5 Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI) 17 Dokumen Lolos<br />
6 Partai Kongres 17 Dokumen Lolos<br />
7 Partai Serikat Independen (SRI) 17 Dokumen Lolos<br />
8 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">9 Partai Indonesia Sejahtera (PIS) 4 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
10 Partai Bulan Bintang (PBB) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">11 Partai Pemersatu Bangsa (PPB) 16 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
12 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 17 Dokumen Lolos<br />
13 Partai Amanat Nasional (PAN) 17 Dokumen Lolos<br />
14 Partai Golongan Karya (Golkar) 17 Dokumen Lolos<br />
15 Partai Karya Republik (Pakar) 17 Dokumen Lolos<br />
16 Partai Nasional Republik (Nasrep) 17 Dokumen Lolos<br />
17 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 17 Dokumen Lolos<br />
18 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 17 Dokumen Lolos<br />
19 Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) 17 Dokumen Lolos<br />
20 Partai Buruh 17 Dokumen Lolos<br />
21 Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia (PKPI) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">22 Partai Pelopor 3 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">23 Partai Republiku Indonesia 12 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
24 Partai Demokrat 17 Dokumen Lolos<br />
25 Partai Damai Sejahtera (PDS) 17 Dokumen Lolos<br />
26 Partai Republika Nusantara (Republikan) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">27 Partai Islam 16 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
28 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme) 17 Dokumen Lolos<br />
29 Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 17 Dokumen Lolos<br />
30 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 17 Dokumen Lolos<br />
31 Partai Pengusaha Dan Pekerja Indonesia (PPPI) 17 Dokumen Lolos<br />
32 Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">33 Partai Aksi Rakyat (PAR) 6 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">35 Partai Merdeka 8 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
36 Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) 17 Dokumen Lolos<br />
37 Partai Republik 17 Dokumen Lolos<br />
38 Partai Kedaulatan 17 Dokumen Lolos<br />
39 Partai Persatuan Nasional 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">40 Partai Patriot 14 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
41 Partai Bhinneka Indonesia (PBI) 17 Dokumen Lolos<br />
42 Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">43 Partai Barisan Nasional (Barnas) 15 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
44 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia) 17 Dokumen Lolos<br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">45 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) 11 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
<i><span data-mce-style="color: #993300;" style="color: #993300;">46 Partai Matahari Bangsa (PMB) 15 Dokumen Tidak Lolos</span></i><br />
<br />
Keterangan:<br />
Jumlah
Partai Politik yang mendaftar s/d penutupan, Jumat, 7 September 2012,
Pukul 16.00 WIB : 46 Partai Jumlah Partai Politik yang tidak memenuhi 17
item persyaratan pendaftaran : 12 Partai<br />
Jumlah Partai Politik yang dinyatakan terdaftar (memenuhi 17 persyaratan pendaftaran) : (46-12) = 34 Partai<br />
Kepada
34 Partai yang dinyatakan lolos pendaftaran, KPU memberikan
perpanjangan waktu hingga tanggal 29 September 2012 untuk melengkapi
dokumen persyaratanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-38297289313852948822012-09-06T06:02:00.003+07:002012-09-06T06:05:05.024+07:00Porseni Madrasah Ibtidaiyah 2012 Provinsi Jawa Tengah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ5aJjK1h3s7ueh2PmZxg-dLM2gci9df3RGFkJDxnZEbHNu91zOOSlC0nucsnWRM8BusPJoApolaOt40Fv5w2StrVF7znsY1H9UVMuX1wZFSeI06mft3A7R0gOYoeCOnV8GnNhiMcgDsZ8/s1600/59927368Kab.+Boyolali01.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="107" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ5aJjK1h3s7ueh2PmZxg-dLM2gci9df3RGFkJDxnZEbHNu91zOOSlC0nucsnWRM8BusPJoApolaOt40Fv5w2StrVF7znsY1H9UVMuX1wZFSeI06mft3A7R0gOYoeCOnV8GnNhiMcgDsZ8/s200/59927368Kab.+Boyolali01.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;"><b>Boyolali </b>-
Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) MI dibuka secara resmi oleh Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Imam Haromain
Asy'ari pada sore hari ini (5/9). Kegiatan yang diikuti oleh 1.190
peserta dari 35 Kab/Kota se Jawa Tengah ini diselenggarakan di Asrama
Haji Donohudan Boyolali mulai hari ini sampai dengan tanggal 7 September
besok.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;">Ketua
Panitia H. Shalehuddin, dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan
Porseni ini antara lain (1) Memberikan motivasi kepada madrasah untuk
secara terus menerus meningkatkan mutu dan prestasi olah raga dan seni
bagi peserta sidik dalam upaya mendukung pembangunan terhadap olah raga
dan seni di Jawa Tengah, (2) Mengembangkan bakat olah raga dan seni
peserta didik MI, sekaligus memberikan citra masyarakat bahwa MI tidak
tertinggal dalam bidang olah raga dan seni, (3) Meningkatkan tali
persahabatan dan rasa kesatuan antarsiswa Madrasah Ibtidaiyah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;">Kegiatan
dengan Tema "Dengan PORSENI Madrasah Ibtidaiyah tingkat Provinsi Jawa
Tengah, kita wujudkan sportivitas, intelektualitas, dan kreatifitas
siswa" ini akan melombakan beberapa cabang olah raga dan seni antara
lain bulutangkis, tenis meja, lari 100m dan 200m, cabang seni
kaligrafi, MTQ, dan pidato bahasa Indonesia, Jawa, Arab, dan Inggris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;">Imam
Haromain dalam amanatnya berharap dengan diadakannya Porseni MI ini
akan memacu dan mengembangkan prestasi siswa Madrasah Ibtidaiyah di
bidang akhlak mulia, ilmu keagamaan, sains dan teknologi, bahasa dan
budaya serta bidang olah raga dan seni.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;">Olah
raga adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan manusia yang
dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah "Hantarkan anak kalian
menjadi generasi yang kuat dengan olah raga renang dan memanah".
Disamping olah raga, yang tidak kalah pentingnya adalah olah seni yang
akan membawa dan menyempurnakan keindahan akhlak kita yang mulia ini.
Pertemuan ini juga menjadi ajang untuk silaturahim dan mengakrabkan
antara warga Kementerian Agama khususnya warga Madrasah Ibtidaiyah di
Jawa Tengah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;">Sebelum
Upacara pembukaan diawali dengan penampilan Drum Band siswa MIN
Pengging Kab. Boyolali dan pementasan tari topeng ireng dari para siswa
MIN Tanduk Ampel Kab. Boyolali..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 130%;">Usai
menyampaikan amanatnya, sebagai tanda dibukanya secara resmi Porseni MI
tahun 2012, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama melepas balon dan
pemukulan bedug. (fat)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 130%; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small; line-height: 130%;"><a href="http://www.jateng.kemenag.go.id/mapenda/read/porseni-madrasah-ibtidaiyah-2012-provinsi-jawa-tengah/" target="_blank">sumber</a> </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-60749189441990292172012-09-05T18:31:00.002+07:002012-09-05T18:31:30.745+07:00Sekjen Kemenag : Sudah 300 Guru Madrasah Tersertifikasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg-Lm-97ZLioAMT3gq9SR_99S6-n_LB4xXE9vD0udvYD_58WTzPJ_1B2Fy04DRSeisHUJUkZkzJgfdL4MfawJebhv1jqRDjpmPKOetBxevKsBIYo3PqEyqbRaMVdeNqRZxQdg4PK376D1F/s1600/6803.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="152" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg-Lm-97ZLioAMT3gq9SR_99S6-n_LB4xXE9vD0udvYD_58WTzPJ_1B2Fy04DRSeisHUJUkZkzJgfdL4MfawJebhv1jqRDjpmPKOetBxevKsBIYo3PqEyqbRaMVdeNqRZxQdg4PK376D1F/s200/6803.jpg" width="200" /></a></div>
<div align="justify">
<b>Pendis</b> - "Sampai saat ini sudah sekitar 300
ribu guru madrasah di tanah air yang telah menempuh proses sertifikasi,"
ungkap Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat PhD. Sampai saat ini
Kementerian Agama terus memproses sertifikasi guru madrasah baik guru
negeri maupun swasta.</div>
<br />
<div align="justify">
"Jumlah guru madrasah saat ini ada sekitar 650 ribu,
memang belum sampai 50 persen yang sudah sertifikasi," kata Bahrul Hayat
usai mengisi materi pada workshop peningkatan wawasan penelitian
pendidikan agama dan keagamaan, Rabu (29/8) menjelang tengah malam.
Kegiatan yang diselenggarakan Pusat Litbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan Kemenag di Hotel Lor In Sentul, Bogor berlangsung 28-30
Agustus.</div>
<br />
<div align="justify">
"Peningkatan kualitas pendidikan di tanah air tidak
terlepas dari perbaikan kualitas guru," ungkap Sekjen, untuk itu
diperlukan sertifikasi guru yang tentunya akan meningkatkan kualitas
guru. "Proses sertifikasi guru madrasah di lingkungan Kementerian Agama
ditargetkan rampung pata tahun 2014," lanjut Sekjen.
</div>
<div align="justify">
Dalam kesempatan itu, Sekjen juga memaparkan tentang buku yang bertajuk <b>Benchmark Internasional Mutu Pendidikan</b> yang ditulisnya bersama Dr Suhendra Yusuf, MA yang mengupas soal kebijakan pendidikan yang dinilai telah bergeser dari <i>input-oriented</i> ke <i>outcome-based</i>.</div>
<br />
<div align="justify">
Menurut alumnus S-2 Universitas Pittsburgh (1989) dan
S-3 Universitas Chicago, Amerika Serikat (1992) ini perbaikan dan
peningkatan mutu masukan dan proses pendidikan harus merupakan upaya
penjabaran untuk mencapai <i>expected outcome</i> tadi. Oleh karena itu, standarisasi <i>expected outcome</i> dalam bentuk kompetensi menjadi titik awal untuk standarisasi masukan dan proses pendidikan.</div>
<br />
<div align="justify">
Selain itu, pada era globalisasi, telah terjadi <i>mutual recognition</i>
antar negara tentang kualifikasi lulusan ini, sehingga meniscayakan
adanya proses nasionalisasi dan transnasionalisasi kompetensi lulusan
lembaga pendidikan. Kompetensi lulusan itu bergeser dari <i>local specific</i> ke <i>global universal</i> sebagai survival kit untuk dapat bertahan pada era mendatang.</div>
<br />
<br />
<div align="justify">
Pola pikir ini telah sejak lama menjadi bagian dari diskusi-diskusi pakar pendidikan di <i>Organization for Economic Cooperation and Development</i> (OECD) dan <i>International Association for the Evaluation of Education Achievement</i> (IEA), yang kemudian menghasilkan upaya benchmarking internasional mutu pendidikan.</div>
<br />
<div align="justify">
Buku tersebut membahas studi internasional yang diadakan oleh <span class="caps">OECD </span>dan <span class="caps">IEA, </span>yaitu <i>Program for International Student Assessment</i> (PISA), <i>Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS)</i>, dan <i>The Third International Mathematics and Science Study</i>
(TIMSS). Hasil studi itu telah mengingatkan bahwa sistem pendidikan di
negeri ini perlu penataan baru agar senantiasa berperan merintis dan
memantapkan kemajuan kehidupan mendatang dalam peradaban yang tinggi,
indah, dan bermartabat.</div>
<br />
<div align="justify">
"Potensi manusia dapat dikembangkan secara
proporsional jika, pendidikan, literasi bahasa, matematika dan sains
dilakukan secara terintegrasi," kata Sekjen Bahrul Hayat.</div>
<a href="http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6803" target="_blank">(ra/berbagai sumber)</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-27158746463823477502012-09-03T19:56:00.002+07:002012-09-03T20:27:16.649+07:00Temu Media Persiapan Pilgub JATENG 2013<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTSi8mY0FLndp5zFfObHqRJJQIVbK9xpVks3qXmsEzZ96YM4FOU0bo8EerSlJBjFz7asRGPz4uAdXVNqc3Kq2BnIUHFE4fUgkeYhGqQ3Ck0z-JkDDofHKTCao6wx0U65ykCbyDrr-vPId/s1600/kpu.tif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTSi8mY0FLndp5zFfObHqRJJQIVbK9xpVks3qXmsEzZ96YM4FOU0bo8EerSlJBjFz7asRGPz4uAdXVNqc3Kq2BnIUHFE4fUgkeYhGqQ3Ck0z-JkDDofHKTCao6wx0U65ykCbyDrr-vPId/s200/kpu.tif" width="183" /></a></div>
Kegiatan persiapan KPU Jateng dalam
menghadapi Pilgub JATENG 3013 seyogianya juga dapat diketahui masyarakat
luas sebagai konsekuensi bentuk transparansi KPU Jateng. Persiapan
penyelenggaraan Pilgub JATENG 2013 mencakup persiapan juknis, program,
kegiatan dan anggaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
Butir persiapan penyelenggaraan Pilgub
JATENG 2013 dikemukakan Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah pada kegiatan
acara Temu Media di kantor KPU Provinsi Jawa Tengah, Kamis sore
(2/8/2012). Puluhan wartawan cetak, radio dan elektronik mengikuti
penjelasan yang disampaikan oleh Ketua KPU Jateng M. Fajar Subhi A.K
Arif bersama 4 (empat) orang Anggota KPU Provinsi Jawa Tengah lainnya,
Siti Malikhatun, Andreas Pandiangan, Nuswantoro Dwiwarno dan Teguh
Purnomo.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penjelasan diikuti dengan tanya jawab
yang lebih mengfokuskan diri pada pembahasan anggaran Pilgub JATENG 2013
yang telah diikuti oleh KPU Provinsi Jawa Tengah bersama TAPD Pemprov.
Jateng. “Sampai dengan rapat terakhir anggaran yang telah dibahas dan
disepakati adalah Rp. 746.582.197.672 M,” ujar M. Fajar Subhi A.K Arif.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil berbuka puasa bersama, media
menyampaikan pertanyaan seputar anggaran yang berbeda dengan yang
disampaikan oleh Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD yang hanya
menyediakan anggaran untuk Pilgub JATENG 2013 sebesar Rp
621.888.745.000,-</div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan itulah yang menjadi kendala
bagi KPU Provinsi Jawa Tengah mengingat anggaran yang disampaikan Sekda
Jateng hanya untuk 1 putaran saja, sedangkan yang diajukan oleh KPU
provinsi Jawa Tengah untuk 2 putaran<i>.(KH/aep/ 03/08/2012)</i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-46539546005120033082012-09-03T19:55:00.003+07:002012-09-03T20:26:43.126+07:00Rapat Pemilukada Bersama 2013<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTSi8mY0FLndp5zFfObHqRJJQIVbK9xpVks3qXmsEzZ96YM4FOU0bo8EerSlJBjFz7asRGPz4uAdXVNqc3Kq2BnIUHFE4fUgkeYhGqQ3Ck0z-JkDDofHKTCao6wx0U65ykCbyDrr-vPId/s1600/kpu.tif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTSi8mY0FLndp5zFfObHqRJJQIVbK9xpVks3qXmsEzZ96YM4FOU0bo8EerSlJBjFz7asRGPz4uAdXVNqc3Kq2BnIUHFE4fUgkeYhGqQ3Ck0z-JkDDofHKTCao6wx0U65ykCbyDrr-vPId/s200/kpu.tif" width="183" /></a></div>
Menindaklanjuti perkembangan pembahasan
anggaran Pilgub JATENG 2013, pada tanggal 1 Agustus 2012, bertempat di
Kantor KPU Provinsi Jawa Tengah berlangsung Rapat Koordinasi Pemilukada
Bersama antara KPU Provinsi Jawa Tengah, KPU Kabupaten Temanggung dan
KPU Kabupaten Kudus. Pokok bahasan utama adalah berkaitan dengan
anggaran penyelenggaraan Pilgub JATENG 2013 dan Standar Biaya Khusus
(SBK).</div>
<div style="text-align: justify;">
Penetapan SBK yang akan diusulkan kepada
Gubernur Jawa Tengah masih harus menunggu kepastian tersedianya
anggaran Pilgub JATENG 2013, baik yang disediakan APBD Provinsi maupun
APBD kabupaten.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selain hal di atas, juga dibahas perihal
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pilgub JATENG 2013, Pilbup
TEMANGGUNG 2013 dan Pilbup KUDUS 2013. Sinkronisasi waktu dan kegiatan
di masing-masing tahapan dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang
tindihnya kegiatan Pilgub dan Pilbup yang dapat tidak maksimalnya para
penyelenggara di tingkat lapangan. Terlebih lagi dengan terbitnya
Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2012 berkenaan dengan Tahapan Pemilu Anggota
DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/Kota yang juga dimulai pada
bulan September 2012. <i>(KH/aep /02/08/2012)</i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-2298961590411576332012-09-03T08:08:00.001+07:002012-09-03T08:09:16.206+07:00Pesantren dalam Kesusastraan Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv_z8EiUN3lJ455bfM1WBD6fesu1dIkkCSVQCU6OLNg1qWhiZXMN0DnvSKCS5WmlWhBj2qg4k-0CPS6mja1juqNxtsD6TcFxrVlm1jUIEo8RjXYoBperS4cUIsaa5XE9eZEo11tZTi2-ga/s1600/GUS+DUR+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv_z8EiUN3lJ455bfM1WBD6fesu1dIkkCSVQCU6OLNg1qWhiZXMN0DnvSKCS5WmlWhBj2qg4k-0CPS6mja1juqNxtsD6TcFxrVlm1jUIEo8RjXYoBperS4cUIsaa5XE9eZEo11tZTi2-ga/s200/GUS+DUR+2.jpg" width="176" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tebuireng.org - </b>Sebagai
objek sastra, pesantren boleh dikata belum memperoleh perhatian dari
para sastrawan kita, padahal banyak di antara mereka yang telah
mengenyam kehidupan pesantren. Hanya Djamil Suherman yang pernah
melakukan penggarapan di bidang ini, dalam serangkaian cerita pendek di
tahun-tahun lima puluhan dan enam puluhan. Juga Mohammad Radjab, sedikit
banyak telah menggambarkan tradisi hidup bersurau di kampung, dalam
otobiografinya yang berjudul Semasa Kecil di Kampung. Walaupun demikian,
karya dua orang penulis itu belum lagi dapat dikatakan berhasil
mengungkapkan hidup kejiwaan di pesantren. Paling banyak karya mereka
baru memantulkan nostalgia akan masa bahagia yang mereka alami semasa
kecil dalam lingkungan pesantren.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang ironis, justru sebuah karya pendek
yang berhasil menampilkan permasalahan kejiwaan pesantren. Karya itu
adalah cerpen Robohnya Surau Kami, oleh A.A. Navis. Permasalahan cerpen
ini, yaitu fatalisme yang melanda kehidupan beragama, adalah
permasalahan tipikal pesantren. Walaupun latar belakang sosial yang
disoroti adalah kehidupan kampung yang "biasa", tetapi jelas sekali
cerpen ini dipengaruhi corak kehidupan surau/pesantren di Sumatera
Barat.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaliknya, karya HAMKA Di Bawah
Lindungan Ka'bah, justru tidak mengungkapkan kehidupan kejiwaan
pesantren. Walaupun yang dikemukakan adalah cerita berlatar belakang
kehidupan agama, tetapi tema pokoknya tidaklah demikian. Tema itu adalah
mengenai kegagalan cinta dan usaha mengataasinya, dengan cara
mengasingkan diri di Makah. Tema pengorbanan cinta adalah tema umum
kemanusiaan, apa pun juga latar belakangnya. Dalam hal ini, karya HAMKA
tersebut mengingatkan kita pada pengorbanan tokoh utama karya Andre
Gide, La Porte Etroite. Dalam karya ini, tokoh Alissa mengorbankan cinta
dengan jalan menjadi seorang biarawati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Abstraksi-abstraksi yang Sukar Difiktifkan </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapakah sdikit sekali kehidupan
pesantren digambarkan dalam kesusastraan kita? Ada beberapa sebab yang
dapat dikemukakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, karena
persoalan dramatis di pesantren berlangsung pada "taraf terminologis"
yang tinggi tingkatannya. Soal abstrak seperti determinasi, (al-jabru),
free destination, (iradah), intensitas ketundukan kepada Tuhan, dan
sebagainya, sukar sekali dituangkan sebuah cerita fiktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, karena masih kakunya pandangan
masyarakat kita terhadap manifestasi kehidupan beragama di kehidupan
kita. Oleh Nurcholis Madjid pandangan ini dinamai sakralisme agama.
Dengan demikian, naluri sastra dan elastisitas bentuk penceritaan tidak
memperoleh jalan pelepasan. Kita masih ingat akan reaksi sangat keras
terhadap Ki Pandji Kusmin, Langit Makin Mendung, beberapa tahun yang
lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Desakralisasi </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika proses desakralisasi kehidupan
beragama telah jauh berlangsung, sebenarnya manifestasi kehidupan
beragama dapat menjadi medium sastra yang unik. G. K. Chesterton,
misalnya, telah menyajikan kepada kita rangkaian kisah seorang pendeta
detektif, Father Brown. Walaupun karya ini tidak dapat dianggap sebagai
karya sastra yang serius, tetapi minimal ia telah telah menunjukkan
betapa uniknya kehidupan bergama sebagai medium sastra.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada umumnya, medium yang digunakan
adalah satire, seperti rangkaian novel Giovanni Guareschi di Italia pada
tahun-tahun lima puluhan. Karya Guareschi itu melukiskan suka duka
seorang pendeta kampung yang turut campur soal-soal politik lokal. Tokoh
pendeta-politikus Don Carmillo ini begitu menarik perhatian, sehingga
karya Guareschi tersebut terkenal tidak hanya di Italia saja, bahkan
telah menjadi epik modern yang setara dengan ketenaran karya klasik
Jaroslav Hasek, Serdadu Baik si Schweik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada waktu Lurah Don Peppone, seorang
komunis, tampaknya akan memperoleh kemenangan dalam sebuah pemilihan
lokal, Don Carmillo menghadap pada patung salib Yesus di altar gereja
boboknya. Menolak permintaan Don Carmillo agar Ia menyelamatkan kampung
itu dari bahaya komunis, Yesus menjawab bahwa urusan politik bukan
urusannya! Mungkinkah satire seperti ini diterbitkan di negeri kita
dewasa ini, dengan tidak menerbitkan gelombang reaksi yang hebat?</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jangan Satire</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu jalan untuk mengatasi
kekurangan penggarapan materi pesantren dalam kesusastraan kita, adalah
dengan mencari persoalan dramatis yang tidak mengarah pada bentuk
satire. Dalam hal ini dapat dikemukakan contoh berupa karya seorang
penulis Yahudi Amerika, Dr. Chaim Potok.</div>
<div style="text-align: justify;">
Potok menceritakan pergulatan Hari,
seorang pemuda Yahudi dari sekte ortodoks, yang mempunyai seorang ayah
rabbi terkemuka. Rabbi itu, dengan penderitaan luar biasa, harus
melarikan diri dari Rusia dan pindah ke New York. Dalam kedegilan hati
yang luar biasa, ia menentang setiap usaha untuk mengadaptasi hukum
agama Yuda pada kehidupan modern.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keagungan kepribadiannya digambarkan
dengan sangat mengena oleh Potok: ketundukannya yang penuh pada ajaran
agama, kejujurannya untuk membela nilai-nilai yang dijunjungnya tinggi,
kasih sayangnya kepada jemaat yang dipimpinnya, dan kekerasan hatinya
untuk melawan setiap "bujukan" untuk berkompromi dengan kehidupan modern
di Amerika. Dalam dua karyanya, The Chosen dan The Promise, Potok
menyajikan pergulatan yang khusus bersangkutan dengan sikap hidup
beragama, secara serius dan penuh kecintaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam karyanya yang ketiga, My Name is
Asheerlev, diceritakan seorang pemimpin Yahudi dari sekte kolot, yang
mempunyai seorang anak genius yang berbakat melukis. Padahal lingkungan
sektenya tidak memperkenankan penuangan bentuk makhluk hidup ke dalam
lukisan. Secara dramatis diperlihatkan bagaimana penderitaan batin sang
ayah yang terjepit antara tugasnya kepada masyarakat, dan antara bakat
anaknya yang begitu luar biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena teknik penceritaan, pengetahuan
bahasa, dan keindahan sastra yang bertaraf tinggi, drama tersebut
menjadi sangat menarik perhatian bagi pembacanya. Pada pokoknya, Potok
berhasil mengungkapkan dilema keagamaan yang universal bagi kita semua:
bagaimana harus mempertemukan ketundukan pada nilai agama dengan
kebutuhan hidup modern ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Potok mencapai hasilnya yang gemilang
itu, dengan pujian dari para kritikus sastra yang terkemuka, karena ia
menguasai persoalan yang digarapnya. Jelas dari ketiga karyanya itu
bahwa ia mengalami sendiri kemelut yang digambarkannya. Dengan demikian,
pesan yang hendak disampaikannya kepada pembaca tampak penuh kejujuran,
bukannya gambaran tentang sesuatu sentimen murahan yang digarap secara
cengeng.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau ada juga sastrawan kita yang
merasa terpanggil untuk menggarap kehidupan pesantren sebagai objek
sastra nantinya, terlebih dahulu harus diyakininya persoalan-persoalan
dramatis yang akan dikemukakannya. Tanpa penguasaan penuh, hasilnya
hanyalah akan berisi kedangkalan pandangan belaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
* <i>Artikel ini ditulis oleh KH. Abdurrahman Wahid dan dimuat dalam harian Kompas, 26 November 1973.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><a href="http://www.tebuireng.org/view/77/pesantren-dalam-kesusastraan-indonesia.html" target="_blank">SUMBER</a> </i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-75589009754778854492012-09-03T08:05:00.002+07:002012-09-03T08:09:32.922+07:00Negara Islam, Adakah Konsepnya?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUw0oKaa65CP5lc87M9PMEVBDkZOg6ouxAz1V49j6Obe56wIEZ4Zki_nXqlue3Mtw8ze_CMyH4uz97Vs7lOQWOdrZlpw8fv2jGsI5Mo47e_91dkt2NPyJeWUJfSl6qlZyl2J_RfZDlekrf/s1600/GUS+DUR+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUw0oKaa65CP5lc87M9PMEVBDkZOg6ouxAz1V49j6Obe56wIEZ4Zki_nXqlue3Mtw8ze_CMyH4uz97Vs7lOQWOdrZlpw8fv2jGsI5Mo47e_91dkt2NPyJeWUJfSl6qlZyl2J_RfZDlekrf/s200/GUS+DUR+1.jpg" width="150" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tebuireng.org</b> - Ada
pertanyaan sangat menarik untuk diketahui jawabannya; apakah sebenarnya
konsep Islam tentang negara? Sampai seberapa jauhkah hal ini dirasakan
oleh pemikir Islam sendiri? Dan, apakah konsekuensi dari konsep ini jika
memang ada? Rangkaian pertanyaan diatas perlu diajukan disini, karena
dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak diajukan pemikiran tentang
Negara Islam, yang berimplikasi pada orang yang tidak menggunakan
pemikiran itu dinilai telah meninggalkan Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban-jawaban diatas rangkaian
pertanyaan itu dapat disederhanakan dalam pandangan penulis dengan
kata-kata : Tidak ada. Penulis beranggapan, Islam sebagai jalan hidup
(syari'ah) tidak memiliki konsep yang jelas tantang Negara. Mengapakah
Penulis beranggapan demikian? Karena sepanjang hidupnya, penulis telah
mencari dengan sia-sia makhluk yang dinamakan Negara Islam itu. Sampai
hari inipun ia belum menemukannya, jadi tidak salahlah jika disimpulkan
memang Islam tidak memiliki konsep bagaimana negara harus dibuat dan
dipertahanan.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Dasar dari jawaban itu adalah tiadanya
pendapat yang baku dalam dunia Islam tentang 2 hal. Pertama, Islam tidak
mengenal pandangan yang jelas dan pasti tentang pergantian pemimpin.
Rosululloh Saw digantikan Sayyidina Abu bakar tiga hari setelah beliau
wafat. Selama masa itu masyarakat kaum Muslimin, minimal di Madinah,
menunggu dengan sabar bagaimana kelangkaan petunjuk tentang hal itu
dipecahkan. Setelah tiga hari, semua bersepakat bahwab Sayyidina Abu
Bakar-lah yang menggantikan Rosululloh Saw melalui Baiat/prasetia. Janji
itu disampaikan oleh para kepala suku/wakil-wakil mereka, dan dengan
demikian terhindarlah kaum Muslimin dari malapetaka. Sayyidina Abu Bakar
sebelum meninggal dunia, menyatakan kepada komunitas kaum muslimin,
hendaknya Umar bin Khattab yang diangkat menggantikan beliau, yang
berarti telah ditempuh cara penunjukan pengganti, sebelum yang
digantikan wafat. Ini tentu sama dengan penunjukan wakil presiden oleh
seorang presiden untuk menggantikannya di masa modern ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Umar ditikam Abu Lu'luah dan
berada di akhir masa hidupnya, ia meminta agar ditunjuk sebuah dewan
pemilih (electoral college - ahl halli wa al aqdli), yang terdiri dari
tujuh orang, termasuk anaknya, Abdulloh, yang tidak boleh dipilih
menjadi pengganti beliau. Lalu, bersepakatlah mereka untuk mengangkat
Utsman bin Affan sebagai kepala negara/kepala pemerintahan. Untuk
selanjutnya, Utsman digantikan oleh Ali bin Abi Tholib. Pada saat itu,
Abu Sufyan tengah mempersiapkan anak cucunya untuk mengisi jabatan
diatas, sebagai pengganti Ali bin Abi Tholib. Lahirlah dengan demikian,
sistem kerajaan dengan sebuah marga yang menurunkan calon-calon
raja/sultan dalam Islam sampai dengan khilafah Usmaniyyah/Ottoman empire
yang oleh para "Islam Politik" dianggap sebagai prototype pemerintahan
harus diadopsi begitu saja sebagai sebuah "formula Islami".</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pula, besarnya negara yang
dikonsepkan menurut Islam, juga tidak jelas ukurannya. Nabi meninggalkan
Madinah tanpa ada kejelasan mengenai bentuk pemerintahan bagi kaum
Muslimin. Dimasa Umar bin Khottob, Islam adalah imperium dunia dari
pantai timur Atlantik hingga Asia Tenggara. Ternyata tidak ada kejelasan
juga apakah sebuah negara Islam berukuran mendunia atau sebuah bangsa
saja (wawasan etnis), juga tidak jelas; negara -bangsa (Nation-state),
ataukah Negara kota (city state) yang menjadi bentuk konseptualnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal ini, Islam menjadi seperti
komunisme: manakah yang didahulukan, antara sosialisasi sebuah
negara-bangsa yang berideologi satu sebagai negara induk, ataukah
menunggu sampai seluruh dunia di - Islamkan, baru dipikirkan bentuk
negara dan ideologinya? Menyikapi analogi negara Komunis, manakah yang
didahulukan antara pendapat Joseph Stalin ataukah Leon Trotsky? Sudah
tentu perdebatan ini jangan seperti yang dilakukan Stalin hingga
membunuh Trotsky di Meksiko.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini menjadi sangat penting, karena
mengemukakan gagasan Negara Islam tanpa kejelasan kenseptualnya, berarti
membiarkan gagasan tersebut tercabik-cabik karena perbedaan pandangan
para pemimpin Islam sendiri. Misalnya kemelut di Iran, antara para
"pemimpin moderat" seperti Presiden Khatami dengan para Mullah
konservatif seperti Khameini, saat ini. Satu-satunya hal yang mereka
sepakati adalah nama "Islam" itu sendiri. Mungkin, mereka juga
berselisih paham tentang "jenis" Islam yang akan diterapkan dalam negara
tersebut, haruskah Islam Syi'ah atau sesuatu yang lebih "universal" ?
Kalau harus mengikuti faham Syi'ah itu, bukankah gagasan Negara Islam
lalu menjadi millik kelompok minoritas belaka? Bukankah Syi'isme hanya
menjadi pandangan satu dari delapan orang Muslim didunia saja??</div>
<div style="text-align: justify;">
Jelaslah dengan dimikian, gagasan Negara
Islam adalah sesuatu yang tidak konseptual, dan tidak diikuti oleh
mayoritas kaum Muslimin. Ia pun hanya dipikirkan oleh sejumlah orang
pemimpin, yang terlalu memandang Islam dari sudut institusionalnya
belaka. Belum lagi kalau dibicarakan lebih lanjut, dalam arti bagaimana
halnya dengan mereka yang menolak gagasan tersebut, adakah mereka masih
layak disebut kaum muslimin atau bukan? Padahal yang menolak justru
adalah mayoritas penganut agama tersebut?</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau diteruskan dengan sebuah
pertanyaan lain, akan menjadi berantakanlah gagasan tersebut, dengan
cara apa dia akan diwujudkan? Dengan cara teror atau dengan "menghukum"
kaum non-muslim? Bagaimana halnya dengan para pemikir muslimin yang
mempertahankan hak mereka, seperti yang dijalani penulis? Layakkah
penulis disebut kaum teroris, padahal ia sangat menentang penggunaan
kekerasan untuk mencapai sebuah tujuan. Lalu, mengapakah penulis juga
harus bertanggungjwab atas perbuatan kelompok minoritas yang menjadi
teroris itu??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : Kompas, 18 April 2002</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.tebuireng.org/view/105/negara-islam-adakah-konsepnya.html" target="_blank">SUMBER</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-57357303395390002482012-09-03T08:00:00.002+07:002012-09-03T08:09:52.476+07:00Pesan-Pesan K.H. Hasyim Asy'ari 1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s1600/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s200/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" width="138" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bismillahirrahmanirrahim</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari yang serendah-rendahnya umat, bahkan orang paling tidak berharga
ialah Muhammad Hasyim Asy’ari, semoga Allah swt. mengampuni
keturunannya dan seluruh umat muslim. Kepada teman-teman yang mulia dari
penduduk tanah Jawa dan sekitarnya, baik ULAMA maupun MASYARAKAT UMUM…</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kepada saudaraku yang mulya kaum Muslimin, demikian juga para ulama dan orang-orang yang masih awam. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. </b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesudah saya mengucapkan salam, telah sampai berita kepada saya bahwa
saat ini di antara saudara-saudara masih berkobar bara fitnah dan
pertikaian. Lalu saya merenungkan apakah yang menjadi penyebab fitnah
dan persilihan itu karena umat di zaman sekaran gini telah berani
mengganti dan merubah kitab Allah swt. dan Hadis Rasulullah saw.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah swt. berfirman,<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
“<i>Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.</i>” (surat Al-Hujurat; 10)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Keadaan umat sekaran gini menganggap bahwa saudaranya mukmin sebagai
musuh dan tidak mau memperbaiki bahkan merusak persaudaraan. Rasulullah
saw. bersabda: “<i>Janganlah kalian saling menebar iri dengki, jangan
kalian saling membenci dan jangan saling bermusuhan. Jadilah kalian
bersaudara wahai hamba-hamba Allah swt.</i>”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara masyarakat zaman sekarang saling iri dengki, saling
membenci, saling bersaing (dalam urusan dunia)/saling berebut dan
bermusuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Wahai para ulama yang fanatik terhadab sebagian madzhab dan pendapat
(ulama madzhab), tinggalkanlah fanatik kalian terhadap urusan-urusan
far’iyyah (tidak fundamental), yang di dalamnya, para ulama masih
menawarkan dua pendapat, yakni pendapat yang mengatakan bahwa, “<i>Setiap mujtahid (niscaya) benar.</i>” Serta pendapat yang mengatakan, “<i>Mujtahid yang benar (pasti hanya) satu, namun mujtahid yang salah tetap mendapat pahala.</i>”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tinggalkanlah fanatik kalian! Dan tinggalkanlah jurang yang akan
merusak kalian! Lakukanlah pembelaan terhadap agama Islam! Berjuanglah
kalian untuk menangkis orang-orang yang mencoba melukai Al-Quran dan
Sifat-sifat Allah swt. berjuanglah kalian untuk menolak orang-orang yang
berilmu sesat dan akidah yang merusak. Jihad untuk menolak mereka adalh
wajib. Dan sibukkanlah diri kalian untuk senantiasa berjihad melawan
mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka marilah saudaraku, kita sekalian mengorbankan diri untuk melaksanakan kewajiban yang demikian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.tebuireng.org/view/52/pesan-pesan-kh-hasyim-asyari.html" target="_blank">SUMBER</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-72130605923727248452012-09-03T08:00:00.001+07:002012-09-03T08:10:10.590+07:00Pesan-Pesan K.H. Hasyim Asy'ari (4-Habis)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s1600/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s200/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" width="138" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Wahai para Muslimin..!</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh, kejadian yang terlihat setiap
hari, jadikanlah nasehat. Orang yang pandai itu ialah orang yang dapat
memanfaatkan dan mengambil faedah dari pengalaman dan kejadian tersebut
lebih banyak dari manfaat yang terdapat dalam beberapa khutbahnya juru
dakwah dan nasehat orang yang suka memberikan petunjuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah beberapa kejadian dan peristiwa
yang kita alami setiap waktu. Apakah belum juga tiba saatnya untuk
memanfaatkan ibarat percontohan dan memanfaatkan petunjuk? Dan apakah
belum juga tiba saatnya kita sadar dan ingat dari suatu situasi mabuk
lalu ingat dan sadar dari lupa? Kita tahu dan mengerti bahwa
keberuntungan serta kejayaan kita tergantung kepada suasana saling
tolong-menolong, tergantung kepada persatuan, tergantung kepada bersih
dan sucinya batin kita, serta tergantung kepada kepada ikhlasnya batin
kita sekalian. Akankah kita sengaja tetap dalam perpisahan dan tega
dalam perpecahan serta ucapan-ucapan yang kosong? Akankah kita tetap
dalam kedengkian serta sengaja menyesatkan diri seperti pada waktu-waktu
yang telah lalu?<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya agama kita ini hanya satu
yaitu ISLAM, satu madzhab kita ialah Syafi'i dan tanah air kita satu
serta kita semua ialah golongan AHLI SUNNAH WAL JAMAAH dan bukan
golongan Mu'tazilah, bukan Jabariyah dan sesamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka demi Allah, sungguh, bahwa
perpecahan dan tega dalam perselisihan, saling mendengki dan sesat
seperti waktu-waktu yang lalu adalah bahaya yang jelas dan kerugian yang
besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Wahai Para Kaum Muslimin..!</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kita takut kepada Allah, dan saya
berharap agar rukunlah dari perselisihan yang terdapat di antara kita
sekalian. Saya anjurkan untuk saling tolong-menolong dalam masalah
kebaikan dan takwa kepada Allah. Dan sekali-kali jangan saling
tolong-menolong dalam masalah dosa-durhaka dan permusuhan, Tuhan Allah
akan bersama engkau dengan segala rahmatnya. Dan janganlah kamu seperti
orang yang berkata "kita sudah mendengar" padahal orang-orang tersebut
sebenarnya tidak mendengarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga keselamatan akan tetap menyertai kita dari awal sampai akhir. (Abdullah/tbi.org)</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.tebuireng.org/view/101/pesan-pesan-kh-hasyim-asyari-4-habis.html" target="_blank">SUMBER</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-57930828961854765712012-09-03T07:58:00.002+07:002012-09-03T08:10:43.926+07:00Pesan-Pesan K.H. Hasyim Asy'ari (3)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s1600/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s200/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" width="138" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Wahai para ulama !</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika engkau melihat orang-orang yang
menjalankan amal menurut pendapat sebagian Imam yang sudah dianggap
madzhabnya meskipun dho'if padahal engkau tidak menyetujui tindakannya
itu, maka janganlah engkau berbuat kasar dan keras kepada mereka,
berikanlah petunjuk kepada mereka dengan cara-cara yang halus dan
bijaksana. Namun jika orang-orang tersebut tidak juga mau menuruti
nasehatmu, dan petunjukmu, janganlah mereka engkau anggap sebagai musuh.
Perumpamaan orang yang melakukan kekerasan dan permusuhan itu seperti
orang-orang yang mendirikan bangunan rumah gedung dan istana kemudian
merusaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekali-kali janganlah yang demikian itu
sampai terjadi yang akan menyebabkan perpisahan, perpecahan,
perselisihan dan perdebatan. Yang demikian itu adalah suatu kesalahan
yang amat berbahaya dan suatu dosa besar yang akan menghancurkan
kesatuan umat dan menutup kebaikan dan kejayaan umat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena yang demikian itu, maka
Allah melarang hambanya para kaum mukminin berbuat perselisihan dan
selalu memberi nasehat betapa buruk akibatnya serta akan menumbuhkan
berbagai kejadian dan peristiwa yang menyedihkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman: "Dan sekali-kali engkau
sekalian jangan berselisih, sebab perselisihan itu akan menimbulkan
kerapuhan dan menghilangkan kewibawaan."</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.tebuireng.org/view/81/pesan-pesan-kh-hasyim-asyari-3.html" target="_blank">SUMBER</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-13892799287969571202012-09-03T07:41:00.000+07:002012-09-03T07:53:35.585+07:00Pesan-Pesan K.H. Hasyim Asy'ari (2)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s1600/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX2fHeTjpXQVP6Q9BzjT5tis5KWk6E7So1_mrt-cYxAUmkY7RHzq-4e3pVt14fp8ebi8Uc0iY3HGElO7ueGBcChy25pXwm6OxzFZnRSRnAC0pjeDXDk1ulHnYSExj310uN9CPWFwgWwSXn/s200/6f2e8a012f9a14a35bc42445aa8d3fa8.jpg" width="138" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Wahai sekalian manusia..!</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Di antara kamu sekalian banyak orang menjadi kafir, bahkan sudah
memenuhi berbagai negeri ini, maka siapakah yang akan mengajak berdialog
mereka, sarasehan dengan mereka dan siapakah yang memberi petunjuk
kepada orang-orang tersebut????</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Wahai para ulama! </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk urusan seperti ini (membela Al-Quran dan menolak orang yang
menodai agama), maka bersungguh-sungguhlah kalian dan silakan kalian
berfanatik. Adapun fanatik kalian untuk urusan-urusan agama yang
bersifat far'iyyah dan mengarahkan manusia ke madzhab tertentu atau
pendapat tertentu, maka itu adalah suatu hal yang tidak akan diterima
Allah swt. dan tidak disenangi Rasulullah saw.</div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila di antara saudara ada yang mengharuskan yang demikian itu,
maka tidak lebih dari hanya karena rasa memihak, berebut pengaruh dan
karena rasa dengki semata.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seumpanya saja Imam Syafi'I, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
Ahmad, Ibnu Hajar dan Imam Ramly masih hidup (di tengah-tengah kita),
sungguh, semua mereka tidak akan senang dan sama sekali mengakui
perjuangan saudara dan tidak mau bertanggung jawab atas apa yang telah
kalian perbuat.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Kalian mengingkari sesuatu yang masih dikhilafi para ulama, sementara
kalian melihat banyak orang yang tak terhitung jumlahnya, meninggalkan
shalat yang hukumannya, menurut Imam Syafi'I, Imam Malik dan Imam Ahmad,
adalah potong leher. Dan kalian tidak mengingkarinya sedikitpun. Engkau
tentunya tidak menginkari telah melihat diantara banyak tetangga kalian
tidak ada melaksanakan shalat, tapi kalian diam seribu bahasa dan tidak
menegurnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya apakah perlunya dan gunanya engkau berselisih pada soal
kecil dan urusan far'iyyah yang dalam masalah tersebut para ahli fiqih
juga berselisih. Sementara pada saat yang sama kalian tidak pernah
mengingkari sesuatu yang nyata-nyata diharamkan agama seperti zina,
riba, minum khamar dll...</div>
<div style="text-align: justify;">
Sama sekali tidak pernah terbersit dalam benak kalian untuk
terpanggil mengurusi hal-hal yang diharamkan Allah swt. kalian hanya
terpanggil oleh rasa fanatisme kalian kepada Imam Syafi'I dan Imam Ibnu
Hajar. Hal itu akan menyebabkan tercerai-berainya persatuan kalian,
terputusnya hubungan keluarga kalian, terkalahkannya kalian oleh
orang-orang yang bodoh, jatuhnya wibawa kalian di mata masyarakat umum
dan harga diri kalian akan jadi bahan omongan orang-orang bodoh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya dengan demikian engkau menambah rusaknya orang-orang yang
bodoh tadi karena ucapan-ucapan mereka. Itu semua terjadi karena daging
kalian telah teracuni dan kalian telah merusak diri kalian dengan
dosa-dosa besar yang kalian perbuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.tebuireng.org/view/70/pesan-pesan-kh-hasyim-asyari-2.html" target="_blank">SUMBER</a> </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2168513527155150956.post-67477656905225902212012-09-02T07:35:00.000+07:002012-09-03T20:38:16.774+07:00Penelitian Proses Belajar Agama di MTs Al Mabrur Menco<div style="text-align: justify;">
oleh : Saifuddin Zuhri, S.Pd.I </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PENDAHULUAN</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEictF7BMvVN76nb7KImkgJ4rWn3UU17cgkFnmbBlypjWTIgVZormxK4Vcaaj0hKRAKz98Ue4dBIkxirZzWIl-bZWLytM5W8yKMIhd7fRWvxO-2X1DkV_P-XZEP37j5GaW0nyLL8cSx885WI/s1600/udin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEictF7BMvVN76nb7KImkgJ4rWn3UU17cgkFnmbBlypjWTIgVZormxK4Vcaaj0hKRAKz98Ue4dBIkxirZzWIl-bZWLytM5W8yKMIhd7fRWvxO-2X1DkV_P-XZEP37j5GaW0nyLL8cSx885WI/s200/udin.jpg" width="150" /></a></div>
Eksistenasi Madrasah Tsanawiyah Al Mabrur Menco Berahan
Wetan Wedung Demak dirasa sangat perlu bagi masyarakat Menco pada
umumnya dan pengurus yayasan pada khususnya, karena mereka sadar bahwa
era globalisasi dan Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
menurut masyarakat di Menco khususnya harus cerdas dan berkualitas tidak
hanya sekedar kuantitas.<br />
Untuk mencapai tujuan di atas salah satunya yang dominan
adalah pendidikan secara formal jenjang pendidikan di bawahnya,
pendidikan formal yang paling tepat serta mudah dilaksnakan dengan
hasil yang optimal adalah Madrasah Tsanawiyah Kurikulum Nasional, karena
mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional.<br />
Melihat kenyataan anak-anak tamatan MI banyak yang tidak bisa
melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi, karena faktor biaya, disamping
tujuan tersebut di atas, maka tersentuhlah Pengurus Yayasan Pendidikan
Islam Al Mabrur untuk mencari alternatif bagaimana mendirikan pendidikan
formal sebagai kelanjutan dari pendidikan di bawahnya, akhirnya
Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Al Mabrur mengumpulkan ahli pendidikan
yang ada di dukuh Menco sebagai narasumber motor potensi mewujudkan
cita-cita yang mulia itu serta kelancaran dan kelestariannya, maka
disepakatilah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Al Mabrur, tepatnya pada
tahun 1987.<br />
Beberapa faktor yang menjadi penghambat perkembangan lembaga pendidikan
Islam antara lain : kelembagaan yang kurang mapan, dana yang tidak
mencukupi untuk operasional, sumber daya manusia baik yang ada di
penyelenggara pendidikan (yayasan) maupun tenaga kependidikan yang
kurang professional, badan penyelenggara yang kurang berfungsi, sarana
dan fasilitas yang sangat terbatas, sistem manajemen yang belum memadai,
informasi dan sistem manajemen informasi yang terbatas dan terlambat,
kualitas yang belum memenuhi harapan Sistem Pendidikan Nasional,
terutama telah diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompentensi (KBK).
Sementara masyarakat merasa tidak punya beban untuk berperasserta dalam
pengembangan pendidikan Islam.<br />
Salah datu prioritas pembangunan bidang pendidikan di Jawa Tengah adalah
meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas di Jawa Tengah
diarahkan agar setiap lembaga pendidikan berupaya memberikan jaminan
kualitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau masyarakat. Jaminan
kualitas tersebut mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan
pendidikan di sekolah-sekolah diharapkan sesuai dengan yang seharusnya
terjadi dan dapat memenuhi harapan, tuntutan, kebutuhan, serta aspirasi
masyarakat.<br />
Agar sasaran peningkatan kualitas sumber daya mabusia ini dapat dicapai
secara efektif, dalam pengembangan sistem manajemen pendidikan baik pada
jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, perlu dikembangkan sistem
nilai yang berorientasi terhadap upaya memacu pribadi peserta didik
yang memiliki karakteristik budaya berpikir kritis, kreatif, inovatif,
dan nalar yang rasional serta memiliki pola sikap dan pola tindak yang
mandiri, memiliki wawasan kewiraswastaan yang mendalam, siap mewujudkan
etos kerja yang manatap dan mampu mencerminkan watak yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa.</div>
<a name='more'></a><br />
Potensi sumber daya manusia seperti ini merupakan asset nasional
sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Ini hanya dapat digali
dan dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi
pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola
secara serasi dan seimbang dengan memperhatikan pengembangan potensi
peserta didik secara utuh dan optimal.<br />
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, 5 dan 6 menyatakan bahwa :<br />
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan serta kesempatan seluas-luasnya untuk
mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan.<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Pasal 3 mengamanatkan bahwa :<br />
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Memperhatikan penjelasan di atas, nampak bahwa masalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas pembangunan, yang
pelaksanaannya ditempuh melalui dua jalur pendidikan seperti dinyatakan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 10 mengamanatkan bahwa Jalur Pendidikan sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar
sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan.<br />
Pengembangan strategi Belajar dan Mengajar di Madrsah Tsanawiyah,
diarahkan pada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning) yang
memacu peserta didik dapat belajar secara aktif dan kreatif sesuai
bakat, minat dan kemampuannya masing-masing, dengan memperhatikan
keselarasan dan keseimbangan antara dimensi tujuan pembelajaran,
pengembangan kreativitas dan disiplin, penyeimbangan persaingan dan
kerja sama, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan iman
dan takwa (IMTAK) secara terpadu.<br />
Kesimbangan ini sangat diperlukan dalam rangka pembekalan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang memungkinkan peserta didik berperilaku
fleksibel, mempunyai ketegasan, penuh keterbukaan, berorientasi ke masa
depan, percaya diri sendiri, berinisiatif, penuh toleransi terhadap
ketidakpastian, disiplin, berani mengambil resiko, bertanggung jawab,
dan berorientasi pada penyelesaian tugas sebagaimana halnya Islam selalu
menghendaki adanya keseimbangan ini.<br />
Dari sudut cara berpikir, strategi belajar mengajar lebih diarahkan
kepada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir
divergen ( proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak
alternatif penyelesaian) maupun proses konvergen (proses berpikir yang
mencari jawaban tunggal yang paling tepat).<br />
Dalam konteks ini, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator
daripada pengarah yang menentukan segalanya bagi peserta didik. Sebagai
fasilitator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk
pengembangan inisiatiif dalam menjajagi tugas baru. Guru harus lebih
terbuka menerima gagasan peserta didik dan berusaha menghilangkan
ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan
pemecahan masalah secara kreatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PROSES BELAJAR AGAMA</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada bab ini di paparkan hasil penelitian dan observasi tentang proses
belajar agama di Madrasah Tsanawiyah Al Mabrur dukuh Menco desa Berahan
Wetan kecamatan Wedung kabupaten Demak.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
4.1. Tantangan Pendidikan Dalam Era Globalisasi<br />
Pada abad ke-21 ini semakin banyak permasalahan yang dihadapi bagi
kehidupan manusia setelah munculnya Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
(IPTEK) yang bisa memanjakan hidup, sehingga kehidupan manusia menjadi
lebih nyaman, pada sisi lain timbul berbagai masalah sosial yang harus
dihadapi bersama untuk menuju masa depan umat manusia. Pada abad ini
kita menemukan empat masalah besar, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kemampuan kelangsungan hidup manusia semakin melemah, sementara tingkat kemajuan teknologi semakin canggih.<br />
2. Kemampuan manusia mengembangkan IPTEK tidak seimbang dengan
kemampuan membuat pengurangan akibat sampingan penggunaan IPTEK yang
tanpa kendali.<br />
3. Kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, terutama di dunia ke tiga.<br />
4. Timbulnya kecenderungan liberalisme kualitas yang ditandai dengan
perdagangan bebas. Implikasinya bahwa meningkatkan kualitas secara
keseluruhan merupakan suatu keharusan yang tidak bisa dihindari.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pendidikian merupakan alat untuk mengembangkan potensi kehidupan
manusia yang penting dalam rangka menumbuhkan dan memajukan potensi
dalam peradaban manusia. Oleh karena itu, aktifitas pendidikan harus
menyesuaikan dengan perkembangan masa yang saat ini berada pada era
globalisasi, sehingga pendidikan dituntut untuk mengkontribusikan
pemikiran, sikap dan tindakan guna menumbuhkembangkan potensi peradaban
manusia menuju keserasian yang dikehendaki agama, bangsa, dan Negara.<br />
Melalui pendidikan perlu diperluas ruang lingkup persepsi peserta didik
untuk mengadakan orientasi sikap dan nilai-nilai yang merupakan
identitas jatidiri yang harus dipertahankan, dan ada pula yang perlu
diubah karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
4.2. Pengembangan Pendidikan Islam<br />
Pembinaan dan Pengembangan Sistem Pendidikan Islam sebagai subsistem
dalam Sistem Pendidikan Nasional akan mengarah pada ketercapaian tujuan
pendidikan Nasional. Dengan demikian indikator keberhasilan pembinaan
dan pengembangan sistem pendidikan Islam akan diatur melalui seberapa
besar sumbangannya bagi ketercapaian tuntutan normatif tujuan pendidikan
nasional, yang manifestasinya harus ditampakkan melalui kepekaan dan
kinerja menjawab masalah kebutuhan aktualnya sebagai subsistem
pendidikan, maka pendidikan Islam perlu dikelola dengan menggunakan
parameter kebijakan nasional, yang meliputi : pemerataan pelayanan
pendidikan, relefansi pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan
efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dalam latar belakang wawasan
nusantara serta memperhatikan kecenderungan perubahan di masa depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
4.3. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Mabrur Menco<br />
Setiap pendidikan formal, kurikulum adalah bagian penting. Karena,
kegiatan utama pendidikan adalah dalam rangka pelaksanaan kurikulum yang
telah ditetapkan. Di samping itu, kurikulum juga berfungsi untuk
menjabarkan idealisme, cita-cita pendidikan ke dalam langkah nyata yang
akan menjadi pedoman untuk melaksanakan proses pendidikan dan
pengajaran.[1]<br />
Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan tidak dimulai dan diakhiri di sekolah, melainkan pendidikan
di mulai dari lingkungan keluarga, dilanjutkan dan di tempa dalam
lingkungan sekolah, diperkaya dalam lingkungan masyarakat dan
hasil-hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya.<br />
Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah
pelaksanaannya. Dalam proses tersebut ada dua subyek yang terlibat,
yakni guru, dan siswa. Pengajaran atau proses belajar mengajar adalah
interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa
untuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan
dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.<br />
Kurikulum yang dilaksanakan pada Madrasah Tsanawiyah Al Mabrur
menggunakan kombinasi kurikulum nasional dengan ditambah muatan lokal
yang di dalamnya ada beberapa kitab salaf, misalnya : Umrithi, Fathul
Qorib, Ta’limul Muta’alim, Nadlom al-Maqsud, dan Khomsatu Mutun, dengan
maksud supaya peserta didik tidak hanya sekadar belajar agama di luar
jam sekolah yang proses belajarnya berupa sorogan, tanpa ada evaluasi
belajar. Pada proses belajar agama di luar jam sekolah seperti tersebut
peserta didik kurang begitu semangat untuk mendalami dan menelaah
kembali ilmu-ilmu yang sudah dipelajari dari kitab salaf.<br />
Di samping itu, Madrasah Tsanawiyah Al Mabrur Menco juga mewajibkan
hafalan Nadlom Umrithi dan Nadlom al-Maqsud sebagai syarat mutlak untuk
bisa mengikuti ulangan umum semester.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
4.4. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam<br />
strategi belajar mengajar adalah pola-pola umum kegiatan
guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan
kurikuler untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.[4]<br />
Strategi belajar mengajar merupakan kegiatan nyata mempengaruhi peserta
didik dalam satu situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara
guru dan siswa, siswa dan siswa, atau siswa dan lingkungan belajar.[5]<br />
Dalam pengajaran Pendidikan agama Islam, strategi belajar mengajar
meliputi bahan atau isi pengajaran, pendekatan, metode mengajar, media
atau alat Bantu pengajaran dan sumber belajar, penilaian atau
evaluasi.[6]</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PENUTUP<br />
Agar sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia ini dapat dicapai
secara efektif, dalam pengembangan sistem manajemen pendidikan baik pada
jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, perlu dikembangkan sistem
nilai yang berorientasi terhadap upaya memacu pribadi peserta didik
yang memiliki karakteristik budaya berpikir kritis, kreatif, inovatif,
dan nalar yang rasional serta memiliki pola sikap dan pola tindak yang
mandiri, memiliki wawasan kewiraswastaan yang mendalam, siap mewujudkan
etos kerja yang mantap dan mampu mencerminkan watak yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Drs. Muslam, M.Ag, Pengembangan Kurikulum PAI Teoritis dan Praktis, Semarang, PKPI2, 2003, hal. 35.<br />
[2] DR. H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Bandung, Sinar Baru Algensindo, hal. 1 – 2.<br />
[3] Ibid., hal 3 – 6.<br />
[4] Drs. Muslam, M.Ag, Op.Cit., hal. 109.<br />
[5] DR. Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 41.<br />
[6] Drs. Muslam, M.Ag, Op.Cit., hal. 109.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03572096861619567550noreply@blogger.com0Lokasi tidak diketahui.-6.7970504784588286 110.61205476522446-6.7972969784588289 110.61174626522445 -6.7968039784588283 110.61236326522446